Warta

Tahun Depan Belajar Haji Cukup di KUA

Sen, 24 Desember 2007 | 02:36 WIB

Jeddah, NU Online
Secara bertahap pemerintah akan mengganti peran Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) dengan mengoptimalkan kembali fungsi Kantor Urusan Agama (KUA). KUA di semua daerah nantinya tidak hanya mengurusi nikah-cerai, lebih dari itu akan diarahkan untuk memberi bimbingan dalam masalah ibadah haji untuk jamaah haji Indonesia.

KBIH telah banyak yang "tidak murni lagi" dan berubah dari misinya menjadi kelompok bisnis ibadah haji. Karena praktik KBIH dianggap menyimpang maka sejak satu tahun lalu peran KBIH mulai dipangkas. Demikian disampaikan Menteri Agama Muhammad Maftuh Basyuni kepada wartawan di kantor konsulat Jendral RI di Jeddah Arab Saudi, Ahad (23/12).

<>

"Saya selalu mengatakan fungsi KBIH penting pada saat itu, tetapi belakangan banyak lari ke bisnis. Selama KBIH itu masih ada yang baik silahkan. Karena KBIH mengedepankan bisnis dari misi utamanya, kami sekarang ini mencoba untuk memanfataakan keberadaan KUA," tandasnya.

Disebutkan KUA adalah ujung tombak dari Departmen Agama, selama ini keberadaannya tidak ditengok dan hanya dipandang sebelah mata. Tugasnya hanya ngurusan nikah, talak cerai dan rujuk karena petugasnya tidak mempunyai pekerjaan. "Begitu orang cerai lalu diambil sendiri, ini yang tidak benar sehingga mereka kita beri kesibukan," katanya sambil berseloroh.

Kata Maftuh Basyuni, mulai tahun lalu peran dari KUA sudah dimanfaatkan. Dengan berfungsinya KUA maka akan banyak haji Indonesia yang mandiri. Dia juga kembali mempertegas sikapnya kalau haji tidak merupakan gerakan militer tetapi calon-calon haji harus tahu betul apa yang dilakukan saat berada di Arab Saudi.

"Bagaikan protokoler, bila orang paham dan mengerti semuanya tinggal enak, tidak waladdollin amin. Kalau sudah tahu betul apa yang dilakukan itu paling mudah, walaupun pendidikannya itu masih sangat rendah, inilah keinginan yang ingin dilakukan," kata Menteri.

Bagi Menag, untuk bisa mandiri orang tidak bisa diberi pelajaran hanya 5 sampai 10 kali, ke depan akan ditambahai jumlahnya, bila perlu dibuka semacam kursus khusus di KUA.

"Sementara di KBIH, kalau orang haji di luar kelompoknya, mau mendengarkan ceramah saja tidak boleh. Ini kan sudah keterlaluan. Padahal ceramah itu adalah untuk umum. Itulah yang menyebabkan kita manfaatkan KUA secara perlahan tapi pasti," tandasnya. (nam/dpg)