Obituari

Sosok Abdullah Wong di Mata Sahabat: Dedikasi untuk NU Tak Pernah Pudar

Ahad, 23 Juni 2024 | 11:08 WIB

Sosok Abdullah Wong di Mata Sahabat: Dedikasi untuk NU Tak Pernah Pudar

Abdullah Wong dalam acara mengenang 40 hari wafatnya Mbah Moen di Rembang, Jawa Tengah, pada 11 September 2019. (Foto: IG @abdullah_wong)

Jakarta, NU Online

Kepergian Budayawan Abdullah Wong meninggalkan duka mendalam bagi keluarga besar Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia Nahdlatul Ulama (Lesbumi NU).


Wakil Ketua Lesbumi PBNU Zastrouw Al Ngatawi menyampaikan permohonan maaf atas segala kesalahan almarhum. Hal ini disampaikan dalam acara doa dan tahlil yang digelar secara daring pada Sabtu (22/6/2024) malam.


“Atas nama pengurus kami mohon maaf atas kesalahan almarhum. Dikhlaskan segala kesalahan sekaligus mohon doa. Kami kaget juga, selama enam hari beliau memimpin doa di tahlil ke-6 Nyai Suswati, istri Ketua Lesbumi PBNU Jadul Maula,” ujar Zastrouw.


Zastrouw menambahkan bahwa jenazah Abdullah Wong diberangkatkan dari rumah duka di Ciracas, Jakarta Timur menuju ke Brebes, kampung halamannya, untuk dimakamkan pada pagi hari ini.


Sementara itu, Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Pencak Silat Nahdlatul Ulama (PSNU) Pagar Nusa M Nabil Haroen mengatakan bahwa Abdullah Wong merupakan sosok yang penuh ketulusan dan dedikasi, dengan semangat khidmahnya untuk Nahdlatul Ulama yang tidak pernah pudar sepanjang hayatnya.


“KH Abdullah Wong adalah pelita, yang sinar kebijaksanaannya menerangi setiap sudut kehidupan kita. Dalam setiap langkahnya, beliau selalu menebarkan cinta dan kebijaksanaan, membawa kita lebih dekat kepada Allah. Kehadirannya adalah anugerah, dan kepergiannya meninggalkan kekosongan yang mendalam di hati kita semua," kata Nabil.


Nabil juga berharap amal kebaikan dan ilmu yang diwariskan Abdullah Wong akan terus mengalir menjadi pahala yang tak terputus. Warisan semangat khidmah dan perjuangannya untuk NU akan selalu menjadi inspirasi bagi semua orang untuk melanjutkan perjuangan beliau dengan penuh keikhlasan.


"Semoga Allah memberikan tempat terbaik bagi beliau di sisi-Nya, mengampuni segala dosa dan khilaf, serta menerima amal ibadah beliau dengan rahmat dan kasih sayang-Nya. Kepada keluarga yang ditinggalkan, semoga diberikan ketabahan dan kesabaran dalam menghadapi cobaan ini," tambah Nabil.


Pentas yang Tertunda

Direktur NU Online Hamzah Sahal, mengenang pertemuannya dengan Abdullah Wong pekan lalu di kediamannya di Ciracas, Jakarta Timur.


Dalam pertemuan tersebut, Hamzah sempat berbicara tentang rencana menampilkan Abdullah Wong dalam sebuah pertunjukan kecil untuk membaca esai-esai Gus Dur yang berisi cerita-cerita para kiai.


“Saya mengajak bicara angan-angan menampilkan dia dalam sebuah pertunjukkan kecil, yaitu membaca esai-esai Gus Dur yang berisi cerita-cerita para kiai. Ini ide yang sudah lama saya sampaikan ke dia. Mungkin setelah dia membacakan cerpen Shalawat Badar karya Ahmad Tohari di PBNU, ketika acara pidato Kebudayaan Ahmad Tohari yang diadakan NU Online, mungkin 2013,” tulis Hamzah dalam akun Facebooknya.


Hamzah bercerita bahwa setiap kali bertemu dengan Abdullah Wong, ia selalu menyampaikan gagasan tersebut dan disambut antusias.


"Ayo, kita pentaskan di Kajen tempat anakmu nyantri. Di sana kita baca esai tentang Kiai Sahal, dan kiai-kiai pantura. Kita pentaskan di Bumi Cendekia, tempat anakku nyantri, kita bacakan esai tentang Kiai Ali Maksum, kita pentaskan di Jombang, kita bacakan esai-esai tentang kiai Jombang,” katanya kepada Abdulloh Wong.


Hamzah bahkan telah menyampaikan kepada rekannya mengenai ide membaca esai tentang karya Gus Dur, dengan Abdullah Wong sebagai penampil utamanya.


“Tuhan berkehendak lain. Kabar kayak 'gledeg' itu datang jelang maghrib, Sabtu ini. Abdullah Wong wafat, pulang ke Rahmatullah, sebelum rencana pentas esai Gus Dur disiapkan matang. Innalillahi wa inna ilaihi rajiun,” tandasnya.