Nasional

Agresi terhadap Palestina Sudah Lampaui Batas, PBNU Tuntut Israel Hentikan Serangan

Kam, 30 Mei 2024 | 21:00 WIB

Agresi terhadap Palestina Sudah Lampaui Batas, PBNU Tuntut Israel Hentikan Serangan

Ketua PBNU Gus Ulil Abshar Abdalla. (Foto: NU Online/Suwitno)

Jakarta, NU Online
 
Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Ulil Abshar Abdalla (Gus Ulil) mengutuk tindakan Israel yang terus melancarkan serangan di Gaza, Palestina, khususnya di kawasan Rafah.


Gus Ulil menyerukan agar Israel segera menghentikan serangan yang telah menyebabkan kerugian besar dan penderitaan bagi warga sipil.
 

"Kita sangat mengutuk tindakan ini dan meminta Israel untuk segera menghentikan serangan ini karena hampir seluruh komunitas global sudah sepakat bahwa tindakan Israel ini sudah melampaui batas, sama sekali tidak berperikemanusiaan, dan tidak seimbang dengan apa yang mereka tuduhkan sebagai kejahatan oleh Hamas pada 7 Oktober tahun lalu," kata Gus Ulil kepada NU Online, Kamis (29/5/2024).
 

Gus Ulil menekankan bahwa jika serangan ini disebut sebagai balas dendam (revenge), maka balas dendam tersebut sangat tidak proporsional dan tidak seimbang sama sekali.
 

Ia mendesak Israel untuk mendengarkan seruan dari Mahkamah Pidana Internasional atau International Criminal Court (ICC), komunitas global, dan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) yang mayoritas anggotanya menginginkan agar Israel segera menghentikan serangan dan mendeklarasikan gencatan senjata.
 

"Jadi, kita menuntut Israel menghentikan serangan ini, mendengarkan seruan ICC, mendengarkan seruan komunitas global, dan mendengarkan PBB yang hampir mayoritas di dalam Dewan Keamanan PBB mereka menginginkan Israel segera menghentikan serangan dan mendeklarasikan ceasefire atau gencatan senjata," tegas Gus Ulil.
 

Gus Ulil juga menyoroti bahwa serangan Israel terhadap warga Gaza di Rafah melanggar aturan atau garis yang sudah dibuat oleh Amerika Serikat (AS), yang menegaskan agar Israel tidak melakukan serangan terhadap orang-orang di Rafah dan tidak melewati batas.


Meskipun demikian, serangan Israel ke Rafah merupakan tindakan tidak berperikemanusiaan karena Israel tidak mendengarkan seruan warga dunia untuk menghentikan serangan tersebut.
 

"Tapi di atas itu semua, ini serangan jelas bagian dari tindakan tidak berperikemanusiaan karena Israel tidak mendengarkan seruan warga dunia untuk menghentikan serangan terhadap warga Palestina di Gaza dan terutama di Rafah," pungkas Gus Ulil.
 

Sebelumnya pada Ahad (26/5/2024), Israel melancarkan serangan udara terhadap kamp pengungsi di timur laut Rafah. Serangan itu menewaskan sedikitnya 40 orang tewas dan melukai puluhan lainnya, menurut dinas pertahanan sipil Palestina.
 

Serangan militer Israel yang terus berlanjut di Rafah, selatan Jalur Gaza, Palestina telah melumpuhkan hampir seluruh rumah sakit di wilayah tersebut.
 

Melansir Kantor Berita Palestina WAFA, dari enam rumah sakit yang berada di selatan Jalur Gaza, hanya Rumah Sakit Bersalin Tal Al-Sultan yang masih beroperasi, meskipun dengan kondisi sangat terbatas.
 

Rumah Sakit Bersalin Tal Al-Sultan kini menjadi satu-satunya fasilitas kesehatan yang berfungsi di wilayah Rafah, meskipun mengalami tekanan besar dan kekurangan sumber daya.
 

"Rumah sakit ini masih berjuang untuk bertahan dan terus memberikan layanan kepada pasien," ujar sumber medis, dikutip dari WAFA.
 

Rumah sakit tersebut adalah RS Abu Youssef Al-Najjar, Klinik Pusat Abu Al-Walid, RS Lapangan Rafah (2), RS Khusus Kuwait, RS Lapangan Indonesia, dan Klinik Tal Al-Sultan. Serangan Israel telah menyebabkan kerusakan parah pada infrastruktur dan menargetkan fasilitas kesehatan secara langsung.


Sebagai wujud kepedulian bagi warga Palestina, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) melalui NU Care-LAZISNU mengajak masyarakat untuk menyalurkan bantuan dana kemanusiaan yang dapat disalurkan melalui NU Online Super App di fitur Zakat & Sedekah atau lewat tautan https://applink.nu.or.id/donation.