Internasional RAMADHAN DI LUAR NEGERI

Ya Habibal Qalbi, Favorit Jamaah Pengajian di Hong Kong

Sel, 29 Mei 2018 | 05:15 WIB

Ya Habibal Qalbi, Favorit Jamaah Pengajian di Hong Kong

Pengajian BMI di Hong Kong, Ahad (27/5).

Oleh: H Khumaini Rosadi

Faktor pendukung popularitas memang sangat dibutuhkan di era milenial yang serba cepat. Sehingga, postingan apa pun segera viral ketika di-upload, penuh komentar, jutaan like dan share, banyak viewer dan subcriber-nya. Untuk sebuah lagu, agar mencapai viewer yang banyak, di samping karakter yang kuat, suara yang bagus, penggunaan media yang baik, dan tidak ketinggalan adalah tampilan yang menarik dari vokalisnya.

Ibarat pemain film, pemeran pembantu terkadang lebih terkenal daripada pemeran utamanya. Begitu juga dengan fenomena Ya Habibal Qalbi, di mana vokalis cover-nya (yang menyanyikan ulang) lebih terkenal dari vokalis aslinya. Padahal lirik shalawat ini sudah dipopulerkan oleh group shalawat Al-Muqtashida Pondok Pesantren Langitan di tahun 90-an. Penasaran dengan isi liriknya? Berikut lirik Ya Habibal Qalbi:

Ya Habibal qalbi ya khairal barayah–Ya liy ji’ta bil haqqi Rasulal hidayah
Ya Rasulallah ya habiballah–Yaumal wiladah kal bidayah lil hidayah kal bidayah

Reff

In tajid ya Thaha binuril hidayah–Ya Rasulallah Ya Rasulallah
Ji’ta bidinillah ji’ta kullal barayah–Ya Habiballah Ya Habiballah
Yayayaya Basyiral khair Ya Rasulallah–Yayayaya dalilannur Ya Habiballah
Harapan yang nyata hidup bahagia–Cinta yang utama di hati selamanya
Denganmu ya Rasul rindu tuk bersama–PadaMu ya Rabbi terkabul semoga
Engkaulah pujaan hati Ya Rasullah–Bersinarlah cahayanya kekasih Allah
Wahai Sang Kekasih insan yang terpilih–Sholawat yang tercurah cinta sungguh indah
Pujaan hati ya Rasulallah–Cahaya cinta kekasih Allah

Ya Habibal Qalbi artinya Qahai Kekasih Hati. Sebuah luapan ekspresi kerinduan kepada Nabi Muhammad SAW. Nissa Sabyan yang viral saat ini dengan grup gambus Sabyan berhasil membuat cover shalawat ini booming. Aransemen ulang dengan keyboard dan tambahan lirik berbahasa Indonesia semakin membuat shalawat ini enak didengar.

Pada mulanya lirik ini diinovasi oleh vokalis sekaligus Pengasuh Pondok Pesantren Raudhatul Ulum Bandung, Kang Ubay dan Fajar Shodiq. Kemudian akhirnya dijadikan referensi para pembuat video cover lainnya seperti, Veve Zulfikar, Wafiq Azizah, Grup Azzahir, Syubbanul Muslimin, Babul Musthofa, Ahbabul Musthofa Syekher Mania, dan lain-lain.

Sejak di-upload dengan balutan aransemen keyboard sederhana dikemas modern, jutaan viewer dan like membanjiri video Ya Habibal Qalbi versi Nissa Sabyan ini, termasuk saya. Tidak bosan-bosannya orang berulangkali menontonnya di Youtube. Kalangan tua dan muda, dewasa dan anak-anak, bapak-bapak dan ibu-ibu majelis taklim hapal dengan liriknya dan menjadikan tambahan shalawatan wajib pada setiap memulai pengajian.

Di Hong Kong, shalawat ini begitu trending. Setiap majelis taklim suka dengan shalawat ini. Sebagaimana ketika saya di Majelis Taklim Ukhwah Islamiyah-Yuen Long pada Ahad (27/5) ketika bertugas mengisi kajian di siang hari, saya mulai dengan shalawat ini. Ternyata mereka langsung menyambung dengan meriahnya, sambil menghayati setiap bait lirik syairnya.

Bu Puji, relawan DDHK yang aktif membela hak BMI mengatakan, ada dua ratusan kelompok majelis taklim di Hong Kong. Majelis- majelis taklim tersebar di berbagai kota di seluruh Hong Kong. Hikmah  adanya pengajian majelis taklim ini, para BMI dapat berkumpul, bersilaturrahmi, menambah ilmu, dan mempertebal iman.

"Alhamdulillah,yang tadinya merasa sudah tidak punya harapan lagi untuk hidup akibat putus asa, akhirnya sadar, kembali ke jalan yang benar, karena ikut bergabung di majelis taklim," ungkap Bu Purwantiningsih–BMI yang memiliki usaha pembuatan tempe dan penggerak Majelis Taklim Nurul Hidayah Yuen Long, Hong Kong.

“Don’t judge books by it’s cover.” Jangan melihat buku hanya dari sampulnya. Jangan memandang sebelah mata. Jangan salah sangka. BMI yang dipandang negatif oleh sebagian orang, ternyata merekaibarat mutiara yang tersembunyi di dalam selokan.

Kembali ke trik dakwah dan shalawat, saya semakin tahu, jangan ceramah satu arah saja. Sekali-kali selingi dengan bershalawat agar diterima dengan mudah oleh jamaah, terutama Ya Habibal Qalbi.

Mudah-mudahan shalawat ini betul-betul menghujam ke dalam hati kita, bukan hanya dilantunkan dengan suara-suara merdu, sehingga kita harapan kita menjadi nyata, Rasulullah memberikan syafa’at kepada yang merindukannya di hari kiamat kelak. Amin.

Penulis adalah Corps Dai Ambassador Dompet Dhuafa (Cordofa), Tim Inti Dai Internasional dan Multimedia (TIDIM) LDNU yang ditugaskan ke Hong Kong.