Internasional

Pidato di PBB, Aktivis NU Ini Ingatkan Pemuda Dunia Tantangan Global

Rab, 26 Agustus 2015 | 18:00 WIB

Jakarta, NU Online
Salah satu aktivis NU, Gugun Gumilar, mendapat kesempatan berpidato di gedung Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) New York, Amerika Serikat. Pada forum “International Young Leaders Assembly 2015” ini ia mengangkat tema “Peran Pemuda di Abad 21”.<>

Menurutnya, ada begitu banyak tantangan bangsa dunia yang harus diselesaikan. Tantangan terbesar adalah meningkatkan kesejahteraan rakyat, mengurangi kemiskinan dan pengangguran, mengatasi kesenjangan ekonomi, serta memberantas korupsi.

Dalam konteks global, pemuda menghadapi tantangan yang tidak ringan. Globalisasi dicirikan dengan persaingan yang makin ketat, dan kondisi ini tidak bisa dihindari. “Dalam waktu dekat, Pemuda Indonesia akan menghadapi free trade era (perdagangan bebas) di kawasan Asia Pasifik dan ASEAN Economic Community 2015,” tutur Gugun di hadapan seribu pemuda dari 90 negara, Selasa (18/) lalu, sebagaina disampaikan dalam siaran pers.

Lulusan pascasarjana Harford Seminary hasil program beasiswa PBNU ini menambahkan, kunci untuk memenangkannya adalah dengan meningkatkan daya saing bangsa. Daya saing bangsa yang merupakan akumulasi dari daya saing daerah harus dipacu dengan memperkuat kualitas sumber daya manusia, variabel-variabel ekonomi, serta penegakan hukum, dan reformasi birokrasi.

Secara makroekonomi, lanjutnya, ekonomi Indonesia telah masuk dalam kelompok negara-negara G20. Namun dilihat dari daya saing sumber daya manusia kita, Human Development Index Indonesia tahun 2014 menurut UNDP masih cukup rendah.

“Tahun ini indeks kita (Indonesia) mengalami peningkatan dari ranking 112 menjadi 108. Bandingkan dengan negara-negara ASEAN yang masih unggul dari Indonesia seperti Singapura peringkat 9, Brunei Darussalam peringkat 30, Malaysia di peringkat 62, dan Thailand 89. Begitu pula untuk kelompok negara-negara BRIC, Indonesia kalah dari Rusia di peringkat 57, Brasil di 79, China 91, dan hanya lebih baik dari India di peringkat 135,” kata Gugun Gumilar.

Untuk meningkatkan daya saing dan kemandirian bangsa ini Indonesia mesti mengembangkan kualitas sumber daya manusianya. “Menurut seorang pakar manajemen modern, Forbes, sumber kemakmuran masa depan tidak lagi terdapat pada seberapa besar comparative advantage (sumber daya alam yang melimpah) karena pada akhirnya sumber daya alam akan habis, tetapi oleh competitive advantage, yakni sumber daya manusia,” imbuhnya.

“Kekuatan sumber daya manusia tidak akan pernah habis karena kualitas sumber daya manusia Indonesia adalah penggerak utama pembangunan. Sekarang ini adalah era knowledge based economy. Di mana  kualitas sumber daya manusia menjadi roda penggerak kemajuan ekonomi suatu negara. Kita sudah tidak bisa lagi bergantug pada sumber daya alam saja,” tutup Gugun. (Mahbib)