Internasional

Palestina Hamas dan Israel Kembali Memanas, Ini Sejarah Panjang Konfrontasi Keduanya

Ahad, 8 Oktober 2023 | 09:00 WIB

Palestina Hamas dan Israel Kembali Memanas, Ini Sejarah Panjang Konfrontasi Keduanya

Warga Palestina berkumpul dekat sebuah tank Israel yang dilalap api di pagar pembatasan Israel-Gaza. (Foto: Reuters via BBC)

Jakarta, NU Online

Konflik antara Israel dan Palestina memanas setelah Hamas, kelompok militan Palestina, menyerang Israel dengan sedikitnya 5.000 roket. Hamas yang saat ini menguasai Jalur Gaza juga mengirimkan gerilyawannya menyusup ke sejumlah kota di Israel, baik melalui darat, laut, maupun udara. 


Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyatakan keadaan perang menyusul serangan Hamas meluncurkan 5.000 roket dan serangan darat.


"Musuh kita akan membayar harga yang belum pernah kita lihat sebelumnya. Bukan sebuah 'operasi', bukan sebuah 'putaran', tetapi perang,” kata Benjamin dilansir Times of Israel.


Sedikitnya 250 warga Israel dilaporkan tewas dan ratusan orang lainnya terluka. Selain itu, beberapa warga Israel ditangkap gerilyawan Palestina dan dibawa ke Gaza. Lebih dari 232 warga Gaza juga tewas ketika Israel membalas serangan.


Israel dan Hamas sebelumnya sepakat untuk melakukan gencatan senjata yang berlaku efektif pada hari Jumat (21/5/2021) lalu, setelah melancarkan serangan paling intens dalam sejarah beberapa tahun.


Berikut adalah catatan dari beberapa peristiwa terpenting dalam konfrontasi antara kedua kubu selama bertahun-tahun, sebagaimana dilansir dari Reuters.


1987 - Hamas dibentuk pada awal Intifada Palestina pertama, atau pemberontakan, melawan pendudukan Israel di Tepi Barat dan Jalur Gaza. Dua tahun kemudian, Hamas melakukan serangan pertamanya terhadap sasaran militer Israel, termasuk melakukan penculikan dan pembunuhan dua tentara Israel.


1993 - Setelah bertahun-tahun melakukan kekerasan, Perjanjian Oslo pertama, yang bertujuan untuk membangun perdamaian antara Israel dan Palestina, ditandatangani. Hamas menentang proses perdamaian, dan berusaha menggagalkannya dengan melakukan pemboman bus dan penyerangan senjata di Israel.


2000 - Israel dan Palestina gagal mencapai kesepakatan akhir dalam proses perdamaian pada pertemuan puncak di Amerika Serikat pada Juli 2000. Dua bulan kemudian, protes-protes warga Palestina atas kunjungan pemimpin oposisi Israel Ariel Sharon ke kompleks masjid Al-Aqsa di Timur Yerusalem, berkembang menjadi Intifada kedua. Masjid Al-Aqsa merupakan situs suci bagi Muslim dan Yahudi yang menyebutkan sebagai Temple Mount.


Februari 2001 - Hamas melakukan serangkaian pemboman bunuh diri di Israel, termasuk membunuh 21 orang Israel di luar sebuah tempat disko Tel Aviv pada bulan Juni 2001. Hamas juga menewaskan 30 orang dalam perayaan Yahudi pada makan malam Paskah di Netanya pada bulan Maret 2022. Empat bulan kemudian, komandan militer Hamas Salah Shehadeh tewas dalam serangan udara Israel, dan Israel mulai mengepung kompleks pemimpin Palestina Yasser Arafat di kota Ramallah, Tepi Barat.


Maret-April 2004 - Serangan udara Israel membunuh salah satu pendiri dan pemimpin spiritual Hamas, Sheikh Ahmed Yassin, dan salah satu pendiri dan pemimpin politik Abdel Aziz al-Rantissi, di Gaza hanya berselang sebulan. Pimpinan Hamas bersembunyi dan identitas penerus Rantissi dirahasiakan.


15 Agustus 2005 - Pasukan Israel memulai penarikan sepihak dari Gaza, yang direbut dari Mesir dalam perang Timur Tengah 1967, meninggalkan pemukiman dan meninggalkan daerah yang merupakan kantong padat penduduk di bawah kendali Otoritas Palestina.


25 Januari 2006 - Hamas memenangkan mayoritas kursi dalam pemilihan legislatif Palestina. Israel dan Amerika Serikat menghentikan bantuan untuk Palestina karena Hamas menolak untuk mengakhiri kekerasan dan mengakui Israel.


25 Juni 2006 - Militan Hamas menangkap Israel Gilad Shalit, seorang tentara yang mengikuti wajib militer, dalam serangan lintas batas. Israel membalas dengan serangan udara. Shalit akhirnya dibebaskan lebih dari lima tahun kemudian dalam pertukaran tahanan.


14 Juni 2007 - Hamas mengambil alih Gaza dalam perang saudara yang singkat, menggulingkan pasukan Fatah yang setia kepada Presiden Palestina Mahmoud Abbas, yang bermarkas di Tepi Barat.


27 Des 2008 - Israel melancarkan serangan militer 22 hari di Gaza setelah Palestina menembakkan roket ke kota Sderot di Israel selatan. Sekitar 1.400 warga Palestina dan 13 warga Israel dilaporkan tewas sebelum gencatan senjata disepakati.


14 November 2012 - Israel membunuh kepala staf militer Hamas, Ahmad Jabari. Aksi itu memicu tembakan roket militan Palestina dan serangan udara Israel selama delapan hari.


Juli-Agustus 2014 - Penculikan dan pembunuhan tiga remaja Israel oleh Hamas menyebabkan perang tujuh minggu di mana lebih dari 2.100 warga Palestina dilaporkan tewas di Gaza dan 73 warga Israel dilaporkan tewas, 67 di antaranya adalah militer.


Maret 2018 – Protes-protes warga Palestina dimulai di perbatasan Gaza dengan Israel untuk menentang blokade wilayah tersebut. Pasukan Israel melepaskan tembakan untuk menahan mereka. Lebih dari 170 warga Palestina dilaporkan tewas dalam beberapa bulan protes, yang juga memicu pertempuran antara Hamas dan pasukan Israel.


Mei 2021: Ketegangan meningkat selama bulan puasa Ramadan, dengan bentrokan di kompleks Al Aqsa di Yerusalem, diikuti oleh serangan roket dari Gaza dan serangan udara oleh Israel. Pertempuran berlangsung selama 11 hari.


7 Mei 2021 - Polisi Israel bentrok dengan pengunjuk rasa Palestina di dekat Masjid Al-Aqsa terkait kasus hukum di mana delapan keluarga Palestina terancam kehilangan rumah mereka di Yerusalem Timur untuk dijadikan permukiman Yahudi.


10 Mei 2021- Setelah akhir pekan yang diwarnai kekerasan sporadis, ratusan warga Palestina terluka dalam bentrokan dengan pasukan keamanan Israel di kompleks Al-Aqsa, situs tersuci ketiga menurut agama Islam. Setelah menuntut Israel menarik pasukan keamanannya dari kompleks tersebut, Hamas menembakkan rentetan roket dari Gaza ke Israel. Israel membalas dengan serangan udara ke Gaza.


11 Mei 2021- Jumlah korban tewas meningkat saat pemboman udara berlanjut. Sebuah bangunan 13 lantai di Gaza runtuh setelah terkena serangan udara Israel. Militan Palestina meluncurkan roket jauh ke Israel.


12 Mei 2021- Amerika Serikat mengumumkan akan mengirim utusan ke wilayah tersebut. Militer Israel membunuh seorang komandan senior Hamas di Gaza di tengah meningkatnya pertempuran.


13 Mei 2021- Serangan udara Israel dan tembakan roket militan terus berlanjut, dan kekerasan terus memburuk di komunitas campuran Yahudi dan Arab di Israel. Sinagoga diserang dan bentrokan pecah di beberapa kota.


14 Mei 2021- Israel menggunakan pesawat tempur, tank, dan artileri untuk melawan jaringan terowongan militan Palestina di bawah Gaza dalam operasi yang diikuti oleh lebih banyak tembakan roket Palestina.


15 Mei 2021- Serangan udara Israel menghancurkan bangunan 12 lantai yang ditempati organisasi media berita internasional, sementara militan Palestina menembakkan roket ke arah Tel Aviv.


16 Mei 2021- Beberapa rumah hancur oleh serangan udara Israel di daerah kantong padat penduduk yang menurut pejabat Palestina menewaskan 42 orang, termasuk 10 anak-anak. Sementara, serangan roket ke kota-kota Israel terus berlanjut.


17 Mei 2021- Serangan rudal Israel membunuh komandan Jihad Islam Hussam Abu Harbeed dan menghantam gedung kantor tujuh lantai yang menurut militer digunakan oleh penguasa Islamis di Gaza, Hamas. Roket yang ditembakkan oleh para militan menghantam sebuah sinagoga di kota Ashkelon Israel dan sebuah blok apartemen di Ashdod.


18 Mei 2021- Badan kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa mengatakan hampir 450 bangunan di Jalur Gaza telah hancur atau rusak parah, termasuk enam rumah sakit dan sembilan klinik. Sekitar 52 ribu orang telah meninggalkan rumah mereka, sebagian besar berlindung di sekolah-sekolah yang dikelola PBB.


19 Mei 2021- Israel mengatakan sekitar 4.000 roket telah diluncurkan dari Gaza, sebagian besar dicegat oleh pertahanan rudal dan sekitar 600 lainnya jatuh di dalam wilayah kantong. Presiden AS Joe Biden mendesak kedua belah pihak untuk mengurangi kekerasan.


20 Mei 2021- Kedua belah pihak melanjutkan serangan mereka tetapi pembicaraan gencatan senjata semakin intensif. Otoritas Israel mengatakan sejauh ini 12 orang telah terbunuh di Israel dan telah menewaskan sekitar 160 militan. Pejabat kesehatan di Gaza mengatakan 232 warga Palestina telah tewas, termasuk 65 anak-anak, dan lebih dari 1.900 orang luka-luka.


20 Mei 2021- Hamas dan kabinet Israel mengeluarkan pernyataan yang mengatakan gencatan senjata telah disepakati.


Agustus 2022: Kekerasan eskalatif terjadi setelah  militer Israel melancarkan serangan udara ke sebuah gedung apartemen yang didiami oleh petinggi Brigade Al Quds, sayap militer kelompok Jihad Islam. Serangan udara Israel terjadi pada Jumat (5/8/2022), menewaskan Tayseer al-Jabaari, Komandan Brigade Al Quds, dan belasan warga lain.


Januari 2023: Jihad Islam menembakkan roket ke arah Israel setelah pasukan Israel menyerbu sebuah kampung pengungsi Jenin, Tepi Barat pada 26 Januari 2023. Menewaskan sedikitnya sembilan warga Palestina dan melukai 12 orang lainnya. Dalam hampir setahun terakhir, kampung pengungsi Jenin kerap jadi target operasi militer Israel.


7 Oktober 2023: Hamas melancarkan serangan terbesarnya dalam beberapa tahun terakhir, yang mencakup serangan mendadak oleh kelompok bersenjata dan penembakan 5.000 roket.