Nasional

Politik Identitas Lahirkan Demokrasi Galau

Rab, 20 Februari 2019 | 06:35 WIB

Jember, NU Online
Diakui atau tidak, demokrasi di Indonesia saat ini mengalami kegalauan yang cukup serius. Salah satu pemicunya adalah penonjolan politik identitas. Demikian diungkapkan  Ketua PBNU, HM. Imam Azis saat menjadi nara sumber dalam Dialog Kebangsaan  di Gedung Kuliah Terpadu,  IAIN Jember, Selasa (19/2).

Menurutnya, politik identitas telah menimbulkan kegalauan, bahkan berpotensi  melahirkan gesekan  dan permusuhan di tengah-tengah masyarakat. Karena itu, mahasiswa harus tampil untuk memberikan pencerahan  terkait demokrasi yang sehat seraya menjauhi politik identitas.

"Solusi dari hal ini adalah mahasiswa perlu ada refleksi dan gerakan-gerakan idealis,"  tukasnya.

Ia menambahkan, demokrasi yang terjadi di Indoensia sudah kehilangan ruh. Hal ini bisa dilihat dari berlomba-lombanya  pemimpin atau calon pemimpin mencari rakyat. Bukan sebaliknya, rakyat mencari pemimpin. Baliho-baliho yang terpampang di pinggir-pinggir  jalan, atau pamlet yang disebar kemana-mana untuk mendapatkan suara, membuktikan bahwa mereka mencari (dukungan) rakyat.

“Padahal demokrasi itu harus berangkat dari rakyat. Rakyat yang mencari pemimpin,” jelasnya.

Dikatakannya, perhelatan demokrasi seperti Pemilihan Legislatif (Pileg) dan Pilpres, tak ubahnya bagai acara rutin yang krisis makna. Terkesan sebagai formalitas, dan tidak menghasilkan pemimpin yang sesungguhnya.

“Dan disinilah kita harus banyak belajar pada Gus Dur, Bapak Bondan (Bondan Gunawan, Menteri Sekretaris  Negara era Presiden Abdurrahman Wahid),  sehingga kita bisa mampu menghadapi krisis demokrasi itu di Indonesia,”urainya.

Dialog yang mengusung tema Demokrasi Indonesia, Demokrasi Galau?  itu diselenggarkan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) IAIN) Jember, dan dihadiri oleh ratusan mahasiswa dari  IAIN Jember  dan sejumlah perguruan tinggi Jawa Timur. (Red: Aryudi AR).