Nasional

Pendidikan Akhlak Jadi Fondasi Utama Cegah Kejahatan Anak

Ahad, 15 September 2024 | 13:00 WIB

Pendidikan Akhlak Jadi Fondasi Utama Cegah Kejahatan Anak

Ilustrasi: Penanaman akhlak adalah fondasi pencegahan tindak kejahatan oleh dan kepada anak (Foto: Freepik)

Jakarta, NU Online
Akhir-akhir ini publik digemparkan oleh peristiwa kejahatan anak, baik pelaku maupun korbannya. Tercatat, sejak awal September 2024 ada tiga kasus kejahatan yang menjerat dan menimpa anak.

 

Menanggapi hal itu, Kepala Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Wiwi Siti Sajarah menekankan pentingnya pendidikan akhlak. Menurutnya, penanaman akhlak sebagaimana diteladankan Nabi Muhammad menjadi fondasi yang dapat mencegah tindakan yang menyalahi akhlak dan etika di masyarakat.

 

"Yang harus diperhatikan kepada generasi muda adalah beberapa hal terutama pendidikan akhlak yang kuat, ya, sebagaimana sudah dicontohkan oleh Nabi Muhammad Saw," katanya kepada NU Online pada Sabtu (14/9/2024).


Wiwi mengatakan bahwa hal tersebut adalah kewajiban semua pihak. Bukan saja sebagai tanggung jawab orang tua melainkan juga bagi lembaga pendidikan dan pemerintahan.

 

"Terkait dengan bagaimana hubungan yang baik dan sehat, tentunya ini bukan hanya kewajiban orang tua dan keluarga saja, tetapi juga kewajiban lembaga pendidikan dan pemerintah," ujarnya.

 

"Oleh karenanya, ada hal-hal yang perlu ditekankan dalam negara kita, bahwa penanaman agama dan akhlak yang berkembang di masyarakat itu perlu ditanamkan," tuturnya.

 

Disambung, hal yang harus diperhatikan selanjutnya ialah media sosial. Dengan karakteristik media sosial yang mudah diakses media sosial dapat memengaruhi pola pikir generasi muda. Keterpengaruhan tersebut pada ujungnya bisa berimbas kepada hal-hal yang menentang etika agama dan sosial.


"Inilah yang kemudian mempengaruhi pola pikir generasi muda, dan kemudian sangat dibayang-bayangi oleh hal-hal yang harusnya bukan jadi tontonan mereka tetapi diterima dicerna lalu menyebabkan mereka terpengaruh oleh hal-hal yang buruk sehingga melakukan hal-hal yang menentang nilai-nilai agama dan moral,” katanya.


Wiwi mengajak semua elemen masyarakat agar bersama-sama memberi teladan yang baik serta menanamkan nilai-nilai keagamaan kepada generasi muda.

 

"Oleh karenanya, kami berharap kita semua dapat menanamkan keimanan dan nilai-nilai moral keagamaan bagi generasi muda kita,” ajak perempuan yang juga mengajar di prodi Ilmu Tasawuf Fakultas Ushuluddin (FU) UIN Jakarta itu.

 

Sementara cara mendidik anak, menurut Imam Al-Ghazali dapat dilakukan dengan dua hal. Pertama, membiasakan atau memberi teladan perbuatan baik. Kedua, menuturkan kebaikan kepada anak.


"Imam Al-Ghazali menyarankan dua model pendekatan dalam mendidik anak. Imam Al-Ghazali menyarankan orang tua untuk membiasakan atau memberikan contoh perbuatan baik dalam keseharian anak. Imam Al-Ghazali juga menyarankan orang tua untuk mengajar kebaikan kepada anaknya,” tulis Ustadz Alhafiz Kurniawan dalam artikelnya di NU Online berjudul Cara Efektif Mendidik anak Menurut Imam Al Ghazali.