Nasional

PBNU Terima Delegasi Sekolah Tinggi Pertahanan Inggris, Siap Kerja Sama Kelola Dinamika Global

Sel, 21 Mei 2024 | 08:00 WIB

PBNU Terima Delegasi Sekolah Tinggi Pertahanan Inggris, Siap Kerja Sama Kelola Dinamika Global

Foto bersama dalam kunjungan delegasi Royal College of Defense Studies for Global Strategy Program di Gedung PBNU, Jalan Kramat Raya 164, Jakarta pada Senin (20/5/2024).

Jakarta, NU Online

Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menerima kunjungan Delegasi dari Sekolah Tinggi Pertahanan Kerajaan Inggris atau Royal College of Defense Studies for Global Strategy Program di Gedung PBNU, Jalan Kramat Raya 164, Jakarta pada Senin (20/5/2024).
 

Kunjungan tersebut diterima langsung secara hangat oleh Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf yang didampingi oleh Wakil Ketua Umum (Waketum) PBNU H Amin Said Husni, Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) PBNU Sidrotun Naim, Wasekjen Mas’ud Saleh, Ketua Umum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda (GP) Ansor Addin Jauharuddin, dan Kepala Satuan Koordinasi Nasional Barisan Ansor Serbaguna (Kasatkornas Banser) Hasan Basri Sagala.


Pada kesempatan itu, Ketum PBNU Gus Yahya menekankan pentingnya kunjungan ini sebagai peluang besar untuk mengembangkan jejaring yang strategis antara Indonesia dan berbagai negara.
 

"Indonesia jelas mempunyai kepentingan yang besar untuk menjalin kerja sama dengan semua negara Anda dan mengelola dinamika global yang kita lihat menjadi semakin sulit untuk dikelola," ujar Gus Yahya. 
 

Pertemuan ini juga dihadiri oleh delegasi Kementerian Pertahanan (Kemhan) RI yang dipimpin Direktur Kerja Sama Internasional Pertahanan (Dirkersinhan) Ditjen Strahan Kemhan Kolonel Arm Airlangga serta perwakilan dari tiga matra angkatan militer Indonesia yakni Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara.
 

“Sebuah peluang besar untuk mengembangkan jejaring yang berpotensi sangat-sangat berguna dan strategis antara Indonesia dan berbagai negara yang Anda wakili karena Anda berasal dari berbagai negara yang sangat penting di seluruh dunia,” terang Gus Yahya.


Kunjungan Delegasi Royal College of Defense Studies ke PBNU tidak hanya memperkuat hubungan bilateral, tetapi juga membuka peluang kerja sama strategis dalam menghadapi tantangan global. Pertemuan ini pun diharapkan menjadi upaya bersama untuk mencapai stabilitas, keamanan, dan kemakmuran di tingkat internasional.
 

“Indonesia jelas mempunyai kepentingan yang besar untuk menjalin kerja sama dengan semua negara Anda dan mengelola dinamika global yang kita lihat menjadi semakin sulit untuk dikelola,” tegas Gus Yahya.
 

Disambut Banser

 
Pasukan Banser berfoto dengan delegasi Sekolah Tinggi Pertahanan Inggris di halaman gedung PBNU. (Foto: dok. Banser) 
 

Deputy Commandant Royal College of Defense Studies United Kingdom Steve Dainton menyatakan, ia sangat terkesan atas sambutan yang diterima, terutama ketika puluhan pasukan Banser menyambut para delegasi tepat sejak memasuki gerbang Gedung PBNU.

 

Dainton menjelaskan bahwa kunjungan ini merupakan bagian dari study tour yang berlangsung selama dua setengah pekan. Sebelumnya mereka berkunjung ke India, Thailand, dan diakhiri di Indonesia.
 

“Saya sedang menyelesaikan tur kami di sini, di Indonesia. Tadi itu adalah penyambutan kedatangan yang paling berkesan yang pernah kami alami bersama Banser," ungkap Dainton dalam sambutannya.
 

Tujuan dari lawatan ini, kata Dainton, adalah untuk memahami lebih baik ancaman-ancaman yang dihadapi komunitas global melalui pertukaran pikiran dan ide antara kelompok-kelompok militer senior, anggota pemerintah, industri, maupun sektor amal.
 

“Apa yang kami coba lakukan adalah mengumpulkan kelompok-kelompok militer senior, anggota pemerintah senior dari industri, anggota dari sektor amal, menyatukan mereka selama kurang lebih satu tahun dan memungkinkan mereka untuk bertukar pikiran, ide, dan pendapat serta memahami lebih baik ancaman-ancaman yang sedang dihadapi. kita sebagai komunitas global,” paparnya.

 

Dilansir situs resmi Tentara Nasional Indonesia, Royal College of Defence Studies (RCDS) adalah pendidikan yang setara dengan pendidikan Lemhannas di Indonesia. Pendidikan ini juga diikuti oleh siswa-siswa dari beragam institusi militer dan non-militer. 


Sejak mengirimkan siswanya pertama kali pada tahun 1984, Indonesia telah memiliki 24 orang lulusan RCDS. Salah satunya adalah Jenderal TNI Endriartono Sutarto yang pernah menjabat sebagai Panglima TNI.


Keunikan dari lembaga pendidikan RCDS ini adalah dari 115 total peserta didiknya, 74 orang (64,3 persen) di antaranya adalah siswa mancanegara yang mewakili lebih dari 50 negara di dunia, jumlah ini melebihi jumlah peserta didik dari Inggris sendiri.


Setiap tahunnya Indonesia mengirimkan satu orang perwira TNI untuk mengikuti pendidikan ini yang diwakilkan oleh matra Angkatan Darat, Laut, dan Udara secara bergantian.