Ketum PBNU Dorong Konglomerat Angkat Pengusaha Kecil dan Menengah
Sab, 20 Juli 2019 | 22:15 WIB
![Ketum PBNU Dorong Konglomerat Angkat Pengusaha Kecil dan Menengah](https://storage.nu.or.id/storage/post/16_9/mid/1563660765.jpg)
Ketum PBNU KH Said Aqil Siroj saat memberikan sambutan pada Harlah Sewindu HPN di Grand Sahid Jaya Jakarta, Sabtu (20/7).
Husni Sahal
Kontributor
“Jadikan kelas menengah itu mitra, bukan jongos, bukan budak, bukan yang diperas. Konglomerat silakan, tapi kelas kecil dan menengah harus dijadikan mitra,” kata Kiai Said pada acara Selebrasi dan Tasyakur Hari Lahir (Harlah) ke-8 HPN di Grand Sahid Jaya, Jakarta, Sabtu (20/7) malam.
Selanjutnya, sambung Kiai Said, kalau kelas menengah sudah terangkat, maka harus menggandeng kelas kecil, kelas kecil harus memberi hidup lahan pekerja, nelayan, buruh, dan masyarakat umum.
“Ini artinya ekonomi tawasut, wasathiyah fil iqtishad (moderat dalam kesederhanaan). Tidak anti konglomerat dan tidak anti-sosialis. Islam bukan kapitalis, bukan sosialis, tapi tengah, antara sosialisme dan kapitalisme,” ucap Kiai Said.
Kiai Alumnus Universitas Ummul Qurra Makkah, Arab Saudi itu tidak mempersoalkan orang memiliki banyak harta, tetapi saat kaya, hartanya harus didistribusikan kepada masyarakat miskin melalui zakat, shadaqah, infak, dan yang lainnya.
“Itulah imbauan-imbauan agama dalam rangka mewujudkan pemerataan,” ucapnya.
Sebab menurutnya, pemerataan itu sesuai dengan semangat Islam sebagaimana tertuang dalam perintah Allah pada Surat Al-Hasyr ayat 7. Oleh karen itu, Islam menghormti pertumbuhan ekonomi, selama diikuti dengan pemerataan. Untuk itu, ia menekankan HPN agar menjadi mitra konglomerat, sehingga tidak diremehkan olehnya.
“Itulah dalam rangka pemerataan. Kalau NU sejahtera, berarti 65 persen rakyat Indonesia sejahtera,” ucapnya. Menurut survei yang dilakukan Lembaga Survei Indonesia (LSI) pada awal 2013, jumlah Nahdliyin mencapai 91,4 juta.
Ia juga mengingatkan pengurus HPN agar tidak putus asa dan berkecil hati dalam memperjuangkan pemerataan ekonomi.
“Setinggi-tingginya gunung kalau kita daki, kalau kita naiki (itu) di bawah kaki saya, pasti itu, pasti itu, gak boleh berkecil hati menghadapi siapa pun. Siapa tahu mereka yang besar-besar (konglomerat) itu terlilit hutang banyak, kalau kita gak punya hutang,” terangnya diikuti tawa hadirin.
Pada acara tersebut dilakukan lima penandatangan nota kesepahaman (MoU), yakni PBNU-KPPU, HPN-KPPU, HPN-Kreado-Digital Ekonomi Semesta, HPN-Anugerah, dan HPN-BRI Micro Finance.
Hadir pada tasyakuran HPN, Ketua PBNU Bidang Ekonomi H Eman Suryaman, Pendiri HPN KH Agoes Ali Masyhuri, Ketua Dewan Pembina HPN H As’ad Said Ali, Ketua Umum KPPU Kurnia Toha, perwakilan dari Badan Ekonomi Kreatif Fajar Utomo, dan sejumlah mitra HPN lainnya. (Husni Sahal/Fathoni)
Terpopuler
1
PBNU Buka Pendaftaran Beasiswa S1 ke Al-Azhar Mesir, Ini Ketentuan dan Cara Daftarnya
2
Khutbah Jumat: Menjadi Pribadi Lebih Baik di Tahun Baru Islam
3
Khutbah Jumat: Mewarnai Agenda Akhir Tahun dengan Tobat dan Introspeksi Diri
4
Khutbah Jumat Muharram: Bulan Istimewa, Penuh Keutamaan, dan Penghapus Dosa
5
Khutbah Jumat Tahun Baru Hijriah: Kiat Memperbaiki Masa Depan
6
Khutbah Jumat: Memaknai Hijrah dalam Kehidupan
Terkini
Lihat Semua