Nasional

Itjen Kemenag Dukung Penguatan Peran SPI PTKN untuk Perkuat Pemberantasan Korupsi

Rabu, 4 September 2024 | 15:30 WIB

Itjen Kemenag Dukung Penguatan Peran SPI PTKN untuk Perkuat Pemberantasan Korupsi

Inspektur Inspektorat Jenderal Kementerian Agama (Itjen Kemenag) Faisal Ali Hasyim dalam pembukaan Focus Group Discussion (FGD) Penguatan SPI pada PTKN yang diselenggarakan di UIN Sayyid Ali Rahmatullah (UIN SATU) Tulungagung, Jawa Timur, Selasa (4/9/2024). (Foto: Itjen Kemenag)

Jakarta, NU Online

Inspektur Inspektorat Jenderal Kementerian Agama (Itjen Kemenag) Faisal Ali Hasyim menyampaikan bahwa ada tiga peran besar Satuan Pengawas Internal (SPI) yang harus diwujudkan di lingkungan Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri (PTKN).


Hal tersebut disampaikan dalam pembukaan Focus Group Discussion (FGD) Penguatan SPI pada PTKN yang diselenggarakan di UIN Sayyid Ali Rahmatullah (UIN SATU) Tulungagung, Jawa Timur, Selasa (4/9/2024).


Pertama, peran dalam memberikan keyakinan terhadap pencapaian tujuan organisasi secara efektif, efisien, dan ekonomis. Kedua, SPI harus dapat memberikan sistem peringatan dini (early warning system) untuk mengidentifikasi potensi risiko dalam kebijakan rektor atau dekan. Ketiga, SPI harus mampu mendorong penerapan Governance, Risk Management, and Compliance (GRC) di institusi pendidikan.


Hal ini, menurutnya, penting mengingat SPI ke depan akan menjadi perpanjangan tangan Irjen untuk melaksanakan dua tugas khusus, yaitu memantau pelaksanaan pembangunan proyek bersumber dari Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) dan Pakta Integritas Komitmen Kinerja (PIKK). Karenanya, Irjen Faisal berharap Sumber Daya Manusia (SDM) SPI harus unggul dan kompeten serta memiliki sikap independen. 


Faisal mengumpamakan, alah satu tugas utama SPI adalah mengungkapkan kebenaran meskipun terasa pahit. Menurutnya, hal ini seringkali sulit dilakukan karena menyampaikan informasi yang tidak menyenangkan memerlukan keberanian dan keteguhan hati. 


“Tugas SPI itu salah satunya mengatakan yang benar walapun pahit. Iu memang sulit. Kita ibarat dokter yang memberikan resep yang sesuai dengan penyakit yang ditemukan dari pemeriksaan," ujarnya.


"Resep itu adalah rekomendasi. Jadi sehat atau tidaknya sebuah organisasi bergantung pada seberapa baik resep tersebut, serta apakah pasien atau pihak yang terkait mau mengikuti saran yang diberikan,” lanjutnya.


Lebih lanjut, Faisal berharap SPI bekerja menyukseskan komitmen pimpinan untuk perbaikan birokrasi kampus. “Hal ini menunjukkan pentingnya kerjasama dan tanggung jawab dalam menjalankan rekomendasi SPI untuk mencapai hasil yang lebih baik,” pungkasnya.


Sementara itu, Rektor UIN SATU Tulungagung Abdul Aziz mengungkapkan rasa bangganya atas terselenggaranya forum SPI PTKN. Terlebih acara ini dihadiri oleh Inspektur Jenderal Kementerian Agama, yang merupakan motivator baginya sebagai seorang birokrat.


“Saya banyak belajar dari Pak Irjen, mengenai tata kelola, manajemen risiko, dan berbagai hal dalam penegakkan integritas. Maka sudah semestinya pada kegiatan FGD kali ini kita mendengarkan dan mengharapkan petuah serta berkah ilmu dari Pak Irjen untuk memperkuat SPI kedepannya.” papar Abdul Aziz.


Hadir dalam kegiatan tersebut para kepala dan anggota SPI PTKN, termasuk di antaranya SPI PTKN Pilot Project Penguatan Kapabilitas SPI. Tahun ini mencapai 22 PTKN yang dilaksanakan antara 3 s.d 5 September 2024.