Nasional

HPN Berharap Pengusaha NU Masuk Jajaran Orang Terkaya

Kam, 6 April 2017 | 13:04 WIB

Jakarta, NU Online
Ketua Umum Himpunan Pengusaha Nahdliyin (HPN) Abdul Kholik mengatakan, selama ini sebagian para pengusaha Nahdlatul Ulama tumbuh dan berkembang tanpa fasilitas dari pemerintah. 

“Sebagian besar bukan karena fasilitas (pemerintah),” katanya saat memberika laporan dalam acara Sarasehan Pengembangan Ekonomi Umat dan Kemaritiman Indonesia yang diselenggarakan HPN dan Lembaga Perekonomian Nahdlatul Ulama (LPNU) di Jakarta, Kamis (6/4).

Maka dari itu, saat acara sarasehan ini dihadiri Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan dan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi itu, ia mengaku sangat senang sekali karena ini akan menjadi modal awal untuk mensinergikan antara pengusaha Nahdliyin dengan pemerintah. 

“Insyaallah perhatian yang Bapak berikan kepada para pengusaha Nahdlatul Ulama ini insyaallah penting,” jelasnya. 

Ia berharap, dengan pembinaan dari Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Menteri Perhubungan para pengusaha NU bisa menjadi jajaran orang terkaya di Indonesia, bahkan dunia. “Insyaallah dalam lima sepuluh tahun ke depan bisa mewarnai daftar orang terkaya seratus di majalah Forbes,”urainya. 

Sementara itu, Wakil Ketua Lembaga Perekonomian Nahdlatul Ulama Zainal Effendi menjelaskan, maksud dan tujuan diadakannya acara sarasehan ini adalah untuk menyusun langkah-langkah konkrit HPN ke depan yang meliputi jadwal waktu, tujuan, dan rencana-rencana lainnya. 

“Sehingga keluar dari ruangan ini kita sudah bisa mau ngapain, kapan, dan goal-nya apa? Ini tugas kita bersama,” paparnya.

Menurutnya, tema yang diangkat dalam acara sarasehan ini menitik beratkan kepada dua hal. Pertama adalah pengembangan ekonomi umat. Baginya, dengan jumlah warga sembilan puluh satu juta orang, NU memiliki potensi yang sangat kaya. 

“Kedua, kemaritiman. Sumber daya alam NKRI ini bergantung dari kemaritiman,” terangnya.

Oleh karena itu, ia mengatakan, acara ini adalah upaya untuk mensinergikan antara usia produktif dari Nahdliyin dengan potensi kemaritiman Indonesia yang begitu besar. “Dalam bentuk kerja sama dan sinergi,” katanya.

Bahkan, ia memperkirakan, jumlah Nahdliyin yang sedang kuliah di luar negeri pada strata doktor ataupun yang setara itu ada lima ratusan orang. “Bukan islamic study, tetapi bidang-bindang yang strategis untuk mengembangkan ekonomi umat,” jelasnya. 

Acara sarasehan ini dibagi ke dalam dua sesi. Narasumber di sesi pertama adalah Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan Menteri Kelautan dan Perikanan Era Presiden Megawati Rokhmin Dahuri. Sementara di sesi kedua, narasumbernya adalah Staf Ahli Bidang Perencanaan Strategis Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Ronggo Kuncahyo. (Muchlishon Rochmat/Abdullah Alawi)