Nasional

Gus Yahya Tekankan Kolaborasi Antaragama untuk Perlindungan Lingkungan

Sen, 20 Mei 2024 | 21:00 WIB

Gus Yahya Tekankan Kolaborasi Antaragama untuk Perlindungan Lingkungan

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf pada forum The International Dialogue Centre (KAICIID) di Lisbon, Portugal, dikutip dari siaran di kanal KAICIID, Senin (20/5/2024) (Foto: tangkapan layar kanal KAICIID)

Jakarta, NU Online
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf menegaskan pentingnya kolaborasi antaragama dalam upaya meningkatkan perlindungan lingkungan.


Menurutnya, dengan melibatkan komunitas agama lain, akan ditemukan konstituen yang mendukung upaya menjaga lingkungan. Namun, ia menekankan bahwa keterlibatan ini harus dilakukan di tingkat akar rumput, bukan hanya melalui diskusi formal di tingkat tertentu dalam struktur umat beragama.


"Kita perlu terlibat dengan cara yang lebih ke akar rumput dibandingkan diskusi di tingkat tertentu dalam struktur umat beragama," kata dia dalam forum The International Dialogue Centre (KAICIID) di Lisbon, Portugal, dikutip dari siaran di kanal KAICIID, Senin (20/5/2024).


Kiai yang kerap disapa Gus Yahya itu menjelaskan bahwa di Indonesia, PBNU telah mengambil langkah konkret dengan menciptakan model pendidikan yang mencakup lebih dari 26.000 sekolah dan 30.000 pesantren.


"Kami membuat kurikulum yang mendidik masyarakat tentang ajaran agama kami yang relevan dengan kepedulian terhadap alam dan lingkungan," ujar Gus Yahya.


Tidak hanya di Indonesia, PBNU juga terlibat dalam upaya internasional untuk perlindungan lingkungan. Pada akhir 2022, PBNU meluncurkan gerakan yang disebut "Ekologi Spiritual" di Bali.


Gerakan ini bertujuan mengkonsolidasikan berbagai komunitas agama untuk melakukan upaya nyata dalam mendidik masyarakat agar lebih sadar akan pentingnya menjaga alam dan mengelola sumber daya alam demi kesejahteraan umat manusia.


Masyarakat akar rumput sebagai penggerak utama
Gus Yahya menekankan bahwa gerakan ini bukan hanya upaya di antara para pemimpin agama tetapi juga melibatkan masyarakat dari berbagai komunitas di tingkat akar rumput.


"Dengan melibatkan masyarakat di akar rumput, upaya kita akan menjangkau konstituen yang lebih luas dan partisipasi yang lebih luas dalam gerakan ini. Gerakan ini akan menjadi lebih konkrit, bukan hanya dalam hal pemahaman konseptual tentang berbagai permasalahan, tetapi juga tindakan nyata di lapangan," jabarnya.


Menurut Gus Yahya, banyak dinamika permasalahan di sekitar yang berdampak langsung pada kehidupan sehari-hari masyarakat. Oleh karena itu, gerakan perlindungan lingkungan yang melibatkan berbagai komunitas agama sangat diperlukan untuk menciptakan perubahan nyata dan berkelanjutan.


"Saya rasa hal ini sangat kita perlukan karena banyak sekali dinamika permasalahan di sekitar kita yang juga akan berdampak langsung pada kehidupan masyarakat kita sehari-hari," pungkasnya,” sambungnya berdasarkan NU Online