Nasional

Gus Baha Jelaskan Perbedaan Al-Qur’an dengan Mukjizat Nabi sebelum Muhammad Saw

Sab, 28 Oktober 2023 | 20:21 WIB

Gus Baha Jelaskan Perbedaan Al-Qur’an dengan Mukjizat Nabi sebelum Muhammad Saw

KH Bahaudin Nursalim (Gus Baha) ketika mengisi Ngaji Bareng di Masjid Bayt Al-Qur’an, Pondok Cabe, Tangerang Selatan, Banten, Sabtu (28/10/2023). (Foto: Muhammad Izharuddin)

Tangerang Selatan, NU Online
Rais Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Bahaudin Nursalim (Gus Baha) meyampaikan keunggulan antara mukjizat Al-Qur’an dengan deretan mukjizat para nabi sebelum Nabi Muhammad saw.


"Mukjizat yang dimiliki nabi lainnya jauh berbeda dengan Al-Qur’an. Mukjizat mereka sifatnya hissiyyah (yang hanya bisa dilihat), Al-Qur’an aqliyyah (rasional),” ungkap Gus Baha ketika mengisi Ngaji Bareng di Masjid Bayt Al-Qur’an, Pondok Cabe, Tangerang Selatan, Banten, Sabtu (28/10/2023).


Dalam hal ini, Gus Baha memisalkan dengan tongkat Nabi Musa yang bisa membelah laut. Mukjizat seperti itu menurutnya justru akan menimbulkan banyak keraguan.

 

"Misalnya saya bawa ke sini tongkat Nabi Musa. Pasti nanti ada yang tanya itu tongkatnya terbuat dari apa? Kok orang ahli suudzan bakalan nanya itu tongkatnya asli apa nggak? Lah kalau gitu kan ujung-ujungnya repot. Beda sama Al-Qur’an karena kamu pasti akan langsung iman,” jelasnya.

 

Lebih lanjut Gus Baha mengungkapkan bahwa mukjizat yang rasional justru yang akan langgeng hingga hari kiamat.

 

"Al-Qur’an lewat akal dia diimani dan itu akan terus-menerus sejak awal. Sementara tongkat Nabi Musa, unta Nabi Saleh itu kan hanya bisa dilihat orang yang hidup di zaman itu. Yang hidup setelahnya nggak akan ngelihat, dan akan hilang dengan matinya orang yang menyaksikan langsung mukjizat itu. Kalau setelahnya ndak beriman sudah tentu wajar," katanya mengutip penjelasan dari kitab Fath Al-Bari Syarh Shahih Bukhari.

 

Kata Gus Baha, untuk menunjukkan ketidakmampuan tak perlu harus membelah lautan. Al-Qur'an hanya menantang dengan mengumpamakan seperti seekor nyamuk sebagaimana disebut dalam Surat Al-Baqarah ayat 26:

 اِنَّ اللّٰهَ لَا يَسْتَحْيٖٓ اَنْ يَّضْرِبَ مَثَلًا مَّا بَعُوْضَةً فَمَا فَوْقَهَا 

Artinya: "Sesungguhnya Allah tidak segan membuat perumpamaan seekor nyamuk atau yang lebih kecil daripada itu...."


"Semua orang bisa membuat patung gajah. Tapi bisa nggak buat patung semut? Di sana ada kumannya, uratnya, lebih kecil dari tubuhnya. Pasti ndak bisa. Jadi ndak perlu jauh-jauh harus membelah laut cukup dengan nyamuk saja, karena sama-sama ndak mampu. Malah lebih kerenan nyamuk," terang ulama kharismatik ini.


Kontributor: Muhammad Izharuddin