Afina Izzati
Kontributor
Jakarta, NU Online
Setelah menjalani puasa Ramadhan sebulan penuh, umat Islam di hadapkan pada bulan berkah lainnya yaitu Syawal, bulan peningkatan. Masuknya Syawal menandakan datangnya Idul Fitri. Setiap muslim dianjurkan untuk menyambutnya dengan suka cinta dan menghidupkannya dengan memperbanyak doa.
Sebagaimana yang diterangkan dalam hadits Nabi, atsar sahabat, dan petunjuk para ulama, di antara petunjuk itu adalah apa yang disebutkan oleh Syekh Abdul Qadir al-Jilani seperti penjelasan dalam artikel NU Online berjudul Doa Sayyidina Ali saat Malam Hari Raya.
Beliau mengatakan bahwa di malam hari raya, Sayyidina Ali bin Abi Thalib mengosongkan dirinya dari segala kegiatan untuk khusyu’ beribadah. Keterangan ini sebagaimana ditegaskan dalam Tadzkir al-Nas sebagai berikut:
“Tuanku (Habib Ahmad bin Hasan al-‘Athas) berkata, Syekh Abdul Qadir al-Jilani menyebutkan dalam kitab al-Ghun-yah, bahwa Sayyidina Ali bin Abi Thalib mengosongkan dirinya untuk fokus beribadah pada empat malam dalam satu tahun. Awwal bulan Rajab, dua malam hari raya (Idul Fitri dan Idul Adlha) dan malam Nishfu Sya’ban”. (Sayyid Ahmad bin Hasan al-‘Athas, Tadzkir al-Nas, hal.187, Maktabah al-Makruf, Huraidlah, tanpa keterangan cetak).
Salah satu doa-doa yang dipanjatkan Sayyidina Ali saat menghidupkan malam hari raya, awal Rajab, dan Nishfu Sya’ban adalah sebagai berikut:
اللّٰهُــمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّـدٍ وَاٰلِهِ مَصَابِيْحِ الْحِكْمَةِ وَمَوَالِيْ النِّعْمَةِ، وَمَعَادِنِ الْعِصْمَةِ، وَاعْصِمْنِيْ بِهِمْ مِنْ كُلِّ سُوْءٍ. وَلَا تَأْخُذْنِيْ عَلَى غِرَّةٍ وَلَا
عَلَى غَفْلَةٍ، وَلَا تَجْعَلْ عَوَاقِبَ أَمْرِيْ حَسْرَةً وَنَدَامَةً، وَارْضَ عَنِّيْ، فَإِنَّ مَغْفِرَتَكَ لِلظَّالِمِيْنَ، وَأَنَا مِنَ الظَّالِمِيْنَ، اللّٰهُــمَّ اغْفِرْ لِيْ مَا لَا يَضُرُّكَ،
وَأَعْطِنِيْ مَا لَا يَنْفَعُكَ، فَإِنَّكَ الْوَاسِعَةُ رَحْمَتُهُ، اَلْبَدِيْعَةُ حِكْمَتُهُ، فَأَعْطِنِي السَّعَةَ وَالدَّعَةَ، وَالْأَمْنَ وَالصِّحَّةَ وَالشُّكْرَ وَالْمُعَافَاةَ وَالتَّقْوَى، وَأَفْرِغِ
الصَّبْرَ وَالصِّدْقَ عَلَيَّ، وَعَلَى أَوْلِيَائِيْ فِيْكَ، وَأَعْطِنِي الْيُسْرَ، وَلَا تَجْعَلْ مَعَهُ الْعُسْرَ، وَأَعِمَّ بِذَلِكَ أَهْلِيْ وَوَلَدِيْ وَإِخْوَانِيْ فِيْكَ، وَمَنْ وَلَدَنِيْ مِنَ
الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ.
“Ya Allah limpahkan rahmat ta’zhim-Mu kepada Nabi Muhammad dan keluarganya, lampu-lampu hikmah, tuan-tuan nikmat, sumber-sumber penjagaan. Jagalah aku dari segala keburukan lantaran mereka, janganlah engkau hukum aku atas kelengahan dan kelalaian, janganlah engkau jadikan akhir urusanku suatu kerugian dan penyesalan, ridhailah aku, sesungguhnya ampunan-Mu untuk orang-orang zalim dan aku termasuk dari mereka, ya Allah ampunilah bagiku dosa yang tidak merugikan-Mu, berilah aku anugerah yang tidak memberi manfaat kepada-Mu, sesungguhnya rahmat-Mu luas, hikmah-Mu indah, berilah aku kelapangan, ketenangan, keamanan, kesehatan, syukur, perlindungan (dari segala penyakit) dan ketakwaan. Tuangkanlah kesabaran dan kejujuran kepadaku, kepada kekasih-kekasihku karena-Mu, berilah aku kemudahan dan janganlah jadikan bersamanya kesulitan, liputilah dengan karunia-karunia tersebut kepada keluargaku, anakku, saudara-saudaraku karena-Mu dan para orang tua yang melahirkanku dari kaum muslimin muslimat, serta kaum mukminin mukminat.”
Kontributor: Afina Izzati
Editor: Fathoni Ahmad
Terpopuler
1
PBNU Buka Pendaftaran Beasiswa S1 ke Al-Azhar Mesir, Ini Ketentuan dan Cara Daftarnya
2
Khutbah Jumat: Menjadi Pribadi Lebih Baik di Tahun Baru Islam
3
Khutbah Jumat: Mewarnai Agenda Akhir Tahun dengan Tobat dan Introspeksi Diri
4
Khutbah Jumat Muharram: Bulan Istimewa, Penuh Keutamaan, dan Penghapus Dosa
5
Khutbah Jumat Tahun Baru Hijriah: Kiat Memperbaiki Masa Depan
6
Khutbah Jumat: Memaknai Hijrah dalam Kehidupan
Terkini
Lihat Semua