Nasional RAKERNAS MUKERNAS MUSLIMAT NU

Belajar Agama ke Timur Tengah, Bermasyarakat ke Indonesia

Rab, 28 Mei 2014 | 22:00 WIB

Jakarta, NU Online
Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj mengaku, jika tokoh-tokoh agama atau Duta Besar dari Timur Tengah datang ke PBNU, selalu mengatakan, “saya belajar agama ke Timur Tengah, tapi Timur Tengah harus belajar bermasyarakat kepada Indonesia”.
<>
Ia mengucapkan hal itu, selain di pondok-pondok pesantren, kiai yang akrab disapa Kang Said tersebut pernah menimba ilmu di universitas Arab Saudi selama tidak kurang 13 tahun.

Kiai kelahiran 1953 tersebut mengatakan, ulama-ulama Timur Tengah banyak yang alim ilmunya, karena agama Islam berasal dari sana. Umpamanya Wahbah Zuhaili yang menulis tafsir 17 jilid, fiqih 8 jilid, ushul fiqih2 jilid. Ia juga menyebut Yusuf Qardhawi, Ali Al-Jumah, Said Ramadhan Al-Buthi.

“Kebesaran ilmu-ilmu mereka, tak mampu meredam konflik Timur Tengah,” katanya pada pidato pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) dan Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) Muslimat NU di Aula Serba Guna Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Rabu (28/5).

Berbeda dengan kiai-kiai NU di tingkat Majelis Wakil Cabang (MWC). Kadang-kadang kalau berdoa bisa terbolak-balik bahasa Arabnya. “Tapi alhamdulilah, meski kiai NU hanya mimpin tahlil, mampu jadi penengah, menjadi perekat di tengah masyarakat,” jelasnya.

Karena itulah, sambung kiai kelahiran Kempek, Cirebon, Jawa Barat tersebut, selalu mengatakan kepada tamu-tamu semisal Dubes Timur Tengah,”Ilmu agama saya belajar kepada Anda, tapi bermasyarakat, Anda harus belajar kepada kami.”

Rakernas dan Mukernas Muslimat NU dibuka Wakil Presiden RI Boediono. Hadir pada kesempatan itu, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo, Wakil Menteri Agama Nasaruddin Umar, Wakil Ketua Umum PBNU As’ad Said Ali, Ketua Umum PP GP Ansor, Ketua Umum Fatayat NU Ida Fauziyah.

Kegiatan bertema “Khidmah Muslimat NU untuk Indonesia Bermartabat tersebut, melibatkan sekitar 1500 Pengurus Muslimat NU se-Indonesia dan perwakilan luar negeri ini akan berlangsung sampai 1 Juni. (Abdullah Alawi)