Jakarta

PWNU Jakarta Bahas DKJ Bersama 10 PCNU Calon Kawasan Aglomerasi

Kamis, 25 Juli 2024 | 12:30 WIB

PWNU Jakarta Bahas DKJ Bersama 10 PCNU Calon Kawasan Aglomerasi

PWNU Jakarta gelar diskusi soal Daerah Khusus Jakarta (DKJ) bersama 10 Pengurus Cabang (PCNU) yang masuk dalam kawasan Aglomerasi di Hotel Swiss-Bellinn, Kemayoran, Jakarta Pusat, Rabu (25/7/2024). (Foto: dok. NU Online Jakarta)

Jakarta, NU Online

Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) DKI Jakarta menggelar diskusi soal Daerah Khusus Jakarta (DKJ) bersama 10 Pengurus Cabang (PCNU) yang masuk dalam kawasan Aglomerasi diantaranya Kota dan Kabupaten Bekasi, Kota dan Kabupaten Bogor, Kota dan Kabupaten Tangerang, Kota Depok, Kota Tangerang Selatan, dan Kabupaten Cianjur.

 

Diskusi dalam tema Workshop NU Jakarta dan Kawasan Aglomerasi itu dilaksanakan di Hotel Swiss-Bell, Kemayoran, Jakarta Pusat, Rabu (24/7/2024) pagi.

 

Ketua PWNU Jakarta KH Samsul Ma'arif mengatakan bahwa diskusi ini adalah bentuk tanggung jawab kehadiran NU dalam menata DKJ bersama 10 daerah yang menjadi kawasan aglomerasi.

 

"Ke depan saya berharap pengurus NU DKI bersama pengurus NU sekitar seperti Tangerang, Depok, Bekasi punya tanggung jawab mengisi DKJ dengan adanya aglomerasi, mungkin dari aspek administratif masing-masing wilayah tidak bisa dipengaruhi," kata Kiai Samsul dilansir NU Online Jakarta.

 

"Sehingga bagaimana NU memberikan kontribusi secara positif," tambahnya.

 

Kiai Samsul menjelaskan, posisi DKI Jakarta, berpotensi bergabung dengan Depok, Bekasi, dan Tangerang. Sehingga, diskusi tersebut menjadi pembahasan yang perlu dibicarakan di waktu mendatang

 

"Tentu tidak sampai kesana karena itu mungkin bahasan di muktamar. Paling tidak, kita punya tanggung jawab besar karena lahirnya UU ini melibatkan banyak daerah menjadi satu kesatuan sehingga dibutuhkan untuk bersama-sama punya tanggung jawab mengisi dan berkontribusi sebagai tanggung jawab DKJ ke depan," jelasnya. 

 

Maka dari itu, Kiai Samsul berharap, diskusi kali ini dapat menghasilkan langkah-langkah NU strategis ke depan, dan juga dapat mengatasi berbagai tantangan yang ada ke depannya.

 

"Jangan sampai ada harapan besar DKJ justru malah membuat kota bisnis yang mungkin peluang kemaksiatan bisa ada dimana-mana. Ini tantangan yang luar biasa tapi di sisi lain tentu ada peluang-peluang yang bisa kita ambil," katanya.

 

Disamping itu, Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Ahmad Suaedy menyoroti perkembangan signifikan di Jakarta, khususnya sejak kota Jakarta menjadi Daerah Khusus Jakarta (DKJ) Aglomerasi. Salah satu perhatian utama adalah masalah urbanisasi yang semakin meningkat dan perubahan demografi yang terjadi di Jakarta.

 

"Saya kira proses pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) akan memakan waktu yang cukup lama, kecuali jika para pegawai negeri beralih dengan cepat. Namun, karena Jakarta menjadi destinasi utama urbanisasi, perlu untuk mengantisipasi perubahan pola urbanisasi dari yang sudah ada menjadi yang baru," katanya.

 

Diketahui bahwa Suaedy ini menggantikan Ketua Umum PBNU KH Yahya Chalil Staquf yang tidak hadir dalam acara tersebut, Suaedy menjelaskan adanya antisipasi terhadap dinamika urbanisasi menghadapi perubahan demografi dengan banyaknya pemukiman yang mungkin tidak terjangkau oleh NU, seperti di Pantai Indah Kapuk (PIK), Jakarta Utara yang mayoritas penduduknya mungkin bukan dari kalangan NU.

 

"Di PIK muslim minoritas tapi bagaimana kita bisa berkontribusi pada perkembangan kota-kota ini. Sebenrnya sudah banyak kompleks. Saya berharap ada tahap-tahap, jadi tidak berarti besok atau tahun depan, kita sudah harus menanggapi aglomerasi atau DKJ tahap-tahapnya seperti apa? Lalu bagaimana NU ke depan," terangnya.

 

Pewarta: Haekal Attar