Internasional

Rakyat Israel Tuntut Segerakan Gencatan Senjata pada Demonstrasi Besar di Tel Aviv

Senin, 2 September 2024 | 12:00 WIB

Rakyat Israel Tuntut Segerakan Gencatan Senjata pada Demonstrasi Besar di Tel Aviv

Demonstrasi puluhan ribu rakyat Israel menuntut pemerintah Israel agar segera melakukan gencatan senjata dengan Palestina pada Ahad (1/9/2024). (Foto: Aljazeera)

Jakarta, NU Online

Masyarakat Israel melakukan aksi demonstrasi besar-besaran di Tel Aviv dan sejumlah kota lainnya seperti pada hari Ahad (1/9/2024). Melalui aksi ini, masyarakat Israel menuntut Pemerintahan Netanyahu untuk segera melakukan gencatan senjata setelah ditemukannya enam jasad warga Israel di terowongan bawah tanah, Gaza. 


Aljazeera menulis, bentrokan antara pengunjuk rasa dan pasukan keamanan dilaporkan pada Ahad (1/9/2024) malam dalam salah satu demonstrasi anti-pemerintah terbesar di Israel sejak perang Gaza dimulai hampir 11 bulan lalu.


Para pengunjuk rasa berseru “Sekarang! Sekarang!” dan menuntut Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk mencapai gencatan senjata dengan kelompok Palestina Hamas dan membawa pulang para tawanan yang tersisa.


Banyak warga Israel memblokir jalan di Tel Aviv dan berdemonstrasi di luar kantor Netanyahu di Yerussalem Barat.


Sebagaimana dilansir dari Aljazeera, pejabat senior Hamas Izzat Al-Risheq mengungkapkan bahwa keenam jasad tersebut tewas terkena serangan udara bertubi-tubi yang dilakukan oleh Israel di Gaza.


Ketika Israel melancarkan perang di Gaza pada 7 Oktober 2023 terdapat lebih dari 40.000 warga Palestina yang telah tewas.


Kemudian, menyusul serangan yang dipimpin oleh kelompok Palestina Hamas yang menewaskan lebih dari 1.100 orang. Sejak saat itu, para pejuang Palestina menangkap sekitar 250 tawanan pasca terjadinya serangan. 


Keenam jasad tersebut merupakan bagian dari tawanan dan tersisa 101 tawanan lagi hingga saat ini.


Para tawanan diidentifikasi sebagai Almog Sarusi, Alex Lobanov, Carmel Gat, Ori Danino, Eden Yerushalmi dan Hersh Goldberg-Polin. Polin diketahui memiliki dua kewarganegaraan Israel-Amerika Serikat.


Daerah kantong pantai itu telah berubah menjadi puing-puing di tengah pemboman tanpa henti karena Israel hingga saat ini terus menunda kesepakatan gencatan senjata untuk membebaskan para tawanan.


Netanyahu menganggap para tawanan sengaja dibunuh dan mengatakan, "mereka yang membunuh sandera tidak menginginkan kesepakatan untuk gencatan senjata Gaza". Ia juga berjanji untuk "menyelesaikan masalah" dengan memburu Hamas.


Forum keluarga tawanan mengkritisi cara Netanyahu dalam menangani masalah ini. Mereka juga menyerukan protes besar-besaran pada hari Ahad kemarin, menuntut "penghentian total negara" untuk mendorong penerapan gencatan senjata dan pembebasan tawanan yang tersisa.


Warga Israel merasa Netanyahu dan pihaknya tidak peduli dengan nasib para tawanan dan hanya mementingkan peperangan tanpa adanya upaya penyelesaian konflik secara signifikan.


Selain itu, serikat pekerja terbesar Israel, Histadrut, telah menyerukan pemogokan umum untuk menekan pemerintah agar menandatangani kesepakatan gencatan senjata.


Perwakilan Serikat pekerja mengatakan Bandara Utama Israel Ben Gurion akan ditutup mulai pukul 8 pagi waktu setempat pada hari Senin (2/9/2024). 


Hal ini dilakukan dengan tujuan menutup atau mengganggu sektor utama ekonomi Israel, termasuk perbankan dan perawatan kesehatan.


Militer Israel telah menewaskan sedikitnya 40.738 orang dan melukai 94.154 orang pada peperangan di Gaza sejak 7 Oktober 2023. 


Bersamaan dengan itu, diperkirakan 1.139 orang tewas di Israel selama serangan yang dipimpin Hamas dengan sekitar 250 orang ditangkap oleh kelompok tersebut.