Internasional

Pengajuan Nominasi Zayed Award 2025 Resmi Dibuka

Sen, 3 Juni 2024 | 14:15 WIB

Pengajuan Nominasi Zayed Award 2025 Resmi Dibuka

Penganugerahan Zayed Award for Human Fraternity 2024 pada 5 Februari 2024 di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab. (Foto: zayedaward.org)

Jakarta, NU Online

Pencalonan penerima penghargaan global dan independen Zayed Award for Human Fraternity 2025 yang merupakan edisi keenam secara resmi dibuka pada Senin (3/5/2024). Zayed Award for Human Fraternity mengapresiasi individu dan entitas yang berupaya memajukan persaudaraan dan solidaritas umat manusia di seluruh dunia.


Nominator yang memenuhi syarat seperti anggota pemerintahan, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), akademisi, pemimpin spiritual, dan tokoh berpengaruh lainnya, dipersilakan untuk mengajukan nominasi melalui situs resmi Zayed Award for Human Fraternity dari 3 Juni 2024 hingga 1 Oktober 2024.


Zayed Award for Human Fraternity merupakan penghargaan global independen yang dipersembahkan oleh Komite Tinggi Persaudaraan Manusia. Penghargaan ini diberikan setiap tahun menjelang 4 Februari yang bertepatan dengan Hari Persaudaraan Manusia Internasional.


Para penerima penghargaan yang upaya dan dampak kemanusiaannya sejalan dengan nilai yang diwariskan oleh almarhum Syekh Zayed bin Sultan Al Nahyan diberi penghargaan pada sebuah upacara di Founder's Memorial, Abu Dhabi. Para pemenang akan memperoleh hadiah finansial sebesar 1 juta USD.


Penghargaan ini pertama kali dilaksanakan pada tahun 2019 setelah pertemuan bersejarah di Abu Dhabi antara Yang Mulia Paus Fransiskus, pemimpin Gereja Katolik, dan Yang Mulia Ahmed Al-Tayeb sebagai Imam Besar Al-Azhar, di mana kedua pemimpin tersebut turut menandatangani Dokumen Persaudaraan Manusia.


Nilai-nilai yang digaungkan dalam penghargaan ini mencerminkan dedikasi Syekh Zayed untuk bekerja sama dengan siapa saja dari semua latar belakang, warisan moral, kemanusiaan, dan rasa hormat terhadap orang lain serta membantu mereka tanpa memandang agama, jenis kelamin, ras, atau kebangsaan.


Dewan juri independen yang beranggotakan para ahli di bidang pembangunan perdamaian dan hidup berdampingan akan meninjau nominasi dan menyeleksi calon penerima penghargaan yang akan diberikan dalam upacara pada bulan Februari 2025. Momen tersebut juga memperingati penandatanganan Dokumen Persaudaraan Manusia oleh Paus Fransiskus dan Imam Besar Al-Azhar Ahmed Al-Tayeb.


Sejak tahun 2019, penghargaan ini telah mengapresiasi para penerima penghargaan dari 11 negara. Hal ini dilakukan sebagai bentuk dukungan terhadap upaya kemanusiaan mereka di berbagai bidang seperti kesehatan, pendidikan, pengembangan masyarakat, pemukiman kembali bagi pengungsi, serta pemberdayaan perempuan dan pemuda.


Sejak pertama kali diberikan, para pemimpin, aktivis, dan organisasi kemanusiaan dari seluruh dunia telah menerima penghargaan ini, di antaranya Paus Fransiskus, kepala Gereja Katolik (penerima kehormatan); Imam Besar Al-Azhar Ahmed Al-Tayeb (penerima kehormatan); Sekretaris Jenderal PBB António Guterres; aktivis anti-ekstremisme Latifa Ibn Ziaten; Yang Mulia Raja Abdullah II bin Al Hussein dan Ratu Rania Al Abdullah dari Kerajaan Hashemite Yordania; Organisasi kemanusiaan Haiti, Foundation for Knowledge and Liberty (FOKAL); Komunitas Sant’Egidio; Pembina perdamaian asal Kenya Shamsa Abubakar Fadhil; organisasi amal Indonesia Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah; ahli bedah jantung terkenal di dunia Profesor Sir Magdi Yacoub; dan pendiri LSM asal Chili, Suster Nelly Leon Correa.


Zayed Award for Human Fraternity (Penghargaan Zayed untuk Persaudaraan Manusia) adalah penghargaan yang secara khusus mengapresiasi individu dan entitas dari seluruh dunia yang bekerja tanpa pamrih dan tanpa kenal lelah demi memajukan solidaritas, integritas, keadilan, dan optimisme, serta menciptakan terobosan menuju hidup berdampingan secara damai.


Nama untuk penghargaan ini diambil dari almarhum Syekh Zayed bin Sultan Al Nahyan, pendiri Uni Emirat Arab, sebagai bentuk rasa syukur terhadap warisan, kepemimpinan, dan upaya kemanusiaan beliau yang terus membentuk dunia saat ini.