Internasional

Pameran Foto Masjid Nusantara Tarik Atensi Publik Belanda

Kam, 13 Juni 2019 | 10:00 WIB

Belanda, NU Online
Pameran foto masjid Nusantara yang digelar PCI (Pengurus Cabang Istimewa) NU Belanda menarik perhatian publik, khususnya para mahasiswa, dosen, dan akademisi. Mereka tidak hanya membicarakan keindahan arsitektur masjid-masjid tersebut  tetapi juga aktif bertanya mengenai sejarah dan perannya terhadap peradaban Indonesia.

Pameran foto hasil kerjasama PCI NU Belanda dengan Alif.id dan Museum Bronbeek Arnhem tersebut mengusung tema The Face of Islam in Indonesia,  dibuka oleh Direktur Eksekutif Universitas Radboud Nijmegen Belanda, Daniel Wigboldus, didampingi Atase Pendidikan dan Kebudayaan Kedutaan Besar Republik Indonesia,  Din Wahid, pada 12 Juni 2019 waktu setempat.  

Pameran itu menjadi bagian dari Konferensi Internasional Dua Tahunan Kedua tentang Islam Moderat di Indonesia: Mencari  Jalan Tengah (al-Wasathiyya) Artikulasi Islam Moderat di Indonesia. Konferensi internasional yang akan dihelat tanggal 18-21 Juni 2019 tersebut akan menghadirkan pemakalah para akademisi dan pengurus PCI NU dari sejumlah negara (antara lain Tunisia, Sudan, Mesir, Maroko, Perancis, Belgia, Jerman, Australia). Menteri Agama RI Lukman Hakim Saifuddin dan rombongan dari Indonesia juga dijadualkan hadir dalam konferensi bergengsi tersebut.

Sejumlah pengajar di Universitas Radboud menanyakan beberapa hal terkait pameran sejak melihat panitia mempersiapkannya, satu hari menjelang pembukaan. Petugas keamanan pun ikut terlibat menjaga persiapan pameran karena pemasangan foto diselesaikan hingga larut malam. Pada saat persiapan hingga pembukaan pameran, para mahasiswa yang lalu-lalang dan beberapa kandidat doktor yang hendak mempertahankan disertasinya berkenan mampir ke aula pameran dan melihat-lihat foto.

Wigboldus menyambut hangat pameran foto tersebut.  Tempat pameran, yaitu Aula Universitas Radboud Nijmegen Belanda, cukup representatif  dan merupakan jantung universitas, sehingga cukup menyenangkan buat  pengunjung, mulai  dari mahasiswa hingga professor, dan masyarakat umum.

“Semua orang yang datang ke Radboud pasti akan masuk ke aula ini karena ini jantungnya universitas. Kita bisa melihat, kan  banyak orang lalu-lalang di sini. Beberapa hari ini banyak professor mengenakan toga untuk menguji tesis melewati aula ini. Semoga pameran forto ini bisa menarik perhatian lebih banyak orang. Apalagi di luar cuaca sedang hujan begini, orang akan masuk dan melihat-lihat foto,” katanya, disambut tawa hadirin.

Din Wahid juga mengungkapkan kegembiraannya melihat pameran foto ini. Ia menyampaikan satu keunikan Islam di Indonesia yang tergambar melalui masjid, yang sangat jauh berbeda dengan Islam di “jantungnya” Islam yaitu jazirah Arab dan Timur Tengah. Di Indonesia, Islam sudah berbaur dengan lokalitas sehingga bentuk masjid-masjidnya pun berbeda.

“Namun, meski berbeda dengan Islam di Arab atau Timur Tengah, Islam di Indonesia itu valid,” kata Din, yang juga memancing gelak pengunjung.

Penanggung jawab pameran dan konferensi, K Sa’diyah-Broersma yang menjadi pemandu jalannya pameran menjelaskan berbagai hal mengenai keunikan masjid di Indonesia, misalnya tentang beduk, alat pemanggil waktu salat, yang kerap digunakan terutama di desa-desa dan kota-kota kecil. Beberapa perwakilan PCI NU Belanda seperti Ibnu Fikri (Ketua PCI NU Belanda), Fachrizal Afandi (mantan Ketua PCI NU Belanda), Fahrizal Yusuf Affandi (Sekum PCI NU Belanda), dan M Lutfi Fauzi turut menambahkan sejumlah informasi terkait.  Segenap panitia pameran dan konferensi yaitu Afnan, Zaim, Jamilah, Nur Indsah Jazilah, Isnawati Hidayah, juga aktif dan hangat dalam memberikan informasi kepada pengunjung.  (Red: Aryudi AR).