Internasional

Lima Kebijakan Radikal Muhammad bin Salman di Arab Saudi

Rab, 8 November 2017 | 07:00 WIB

Depok, NU Online
Direktur Pusat Kajian Timur Tengah dan Islam Universitas Indonesia (UI) Abdul Mutaali menjelaskan, setidaknya Putera Mahkota Muhammad bin Salman sudah membuat lima karya atau kebijakan. Pertama, agresi milter ke Yaman. Dengan berbagai pertimbangannya, Muhammad bin Salman adalah orang dibalik agresi Arab Saudi ke Yaman.

Kedua, mengganti sistem kalender Arab Saudi dari Hijriyah menjadi Masehi. Awalnya kebijakan ini menimbulkan ontran-ontran di Arab Saudi, terutama dari pihak ulamanya, namun setelah dijelaskan alasannya maka mereka bisa menerimanya. 

“Kenapa (kalender Hijriyah diganti dengan Masehi)? karena kalender Hijriyah itu waktunya lebih pendek. Artinya karyawan lebih cepat mendapat gaji sedangkan kondisi ekonomi lagi kronis. Cerdik sekali putera mahkota satu ini,” kata Mutaali di Universitas Indonesia (UI) Depok, Selasa (7/11). 

Ketiga, memutus hubungan diplomatik dengan Qatar. Keempat, wanita dibolehkan mengemudi mobil. Kelima, sebagai ketua lembaga anti korupsi Muhammad bin Salman menangkap sebelas pangeran, empat menteri aktif, dan puluhan mantan menteri.

Menurut lulusan Universitas Holy Quran and Islamic Sciences Sudan ini, penangkapan elit Saudi karena dugaan korupsi patut diapresiasi. Karena selama ini, perbedaan uang negara dan uang rakyat itu hampir tidak ada bedanya. Sehingga para pangeran dengan ‘sesuka hatinya’ bisa membelanjakan uang rakyat sekalipun dan praktik korupsi menjadi tidak terelakkan lagi.

“Tidak ada peraturan yang secara jelas mengatur segregasi antara dua sistem keuangan itu sehingga para pangeran memiliki interpretasi tersendiri soal keuangan kerajaan,” tutupnya. (Muchlishon Rochmat)