Internasional

Jeritan Hati Anak-Anak Palestina: Kami Ingin Hidup Seperti Anak Lainnya

Kam, 9 November 2023 | 12:00 WIB

Jeritan Hati Anak-Anak Palestina: Kami Ingin Hidup Seperti Anak Lainnya

Sekelompok anak-anak di Gaza menggelar konferensi pers di Rumah Sakit Al-Shifa pada Selasa (7/11/2023) waktu setempat. Mereka menyampaikan jeritan dan menyuarakan isi hati karena keluarganya menjadi korban dan tanah airnya luluh lantak. (Foto: X/@Shepherds4Good)

Jakarta, NU Online

Sekelompok anak-anak di Gaza menggelar konferensi pers di Rumah Sakit Al-Shifa pada Selasa (7/11/2023) waktu setempat. Mereka menyuarakan situasi terkini akibat serangan bom Israel yang telah berlangsung sejak 7 Oktober 2023 lalu. 


Anak-anak tersebut merupakan pengungsi yang melarikan diri ke rumah sakit atau menemani anggota keluarga lainnya yang meninggal atau terluka di Rumah Sakit Al-Shifa.


Dalam video konferensi pers yang diunggah akun X Good Shepherd Collective, anak-anak tersebut berbicara atas nama mereka dan anak-anak Palestina lainnya, yang merupakan korban perang Israel di Jalur Gaza.


“Kami menginginkan obat-obatan, makanan dan pendidikan, dan kami ingin hidup seperti anak-anak lainnya,” kata salah seorang anak yang berbicara, dikutip dari akun media sosial X @Shepherds4Good, Kamis (9/11/2023).


Dengan latar belakang kejadian genosida, pembunuhan, pengungsian, dan serangan bom yang menghantam tanah Gaza, anak-anak ini berbicara tentang kehilangan harapan dan impian masa depan mereka.


"Sejak 7 Oktober, kami telah menjadi sasaran genosida, pembunuhan, pengungsian, dan bom yang dijatuhkan di kepala kami di depan seluruh dunia. Mereka berbohong kepada dunia bahwa mereka membunuh para pejuang, namun mereka membunuh rakyat Gaza, impian dan masa depan mereka," ungkapnya.


Anak-anak Gaza mencoba mencari perlindungan di Rumah Sakit Al-Shifa, berharap dapat menghindari pengeboman yang menghantam fasilitas kesehatan. Namun, nyatanya, mereka harus berhadapan dengan jumlah kematian lebih banyak setelah 12 pemboman di rumah sakit, memperburuk situasi krisis kesehatan yang sudah sangat sulit.


"Pendudukan ini membuat kami kelaparan. Kami tidak bisa mendapatkan air, makanan, dan kami minum dari air yang tidak dapat digunakan. Kami datang sekarang untuk menyerukan dan mengundang Anda untuk melindungi kami. Kami ingin hidup, kami ingin perdamaian, kami ingin pengadilan bagi pembunuh anak-anak," lanjut mereka.


Anak-anak Gaza tersebut juga mengemukakan permintaan mendesak kepada dunia. Dalam situasi yang sulit ini, mereka berseru agar dunia memberikan perhatian dan bantuan yang diperlukan untuk memastikan kehidupan dan masa depan yang lebih baik bagi generasi Gaza.


Menurut Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB (UNRWA), serangan udara Israel membunuh satu anak setiap sepuluh menit di Gaza. Angka yang diberikan oleh Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza menunjukkan bahwa 4.237 anak telah terbunuh sejak awal perang.


Mengutip Databoks dari data yang dihimpun dari United Nations Office for the Coordination of Humanitarian Affairs (OCHA) dari Kementerian Kesehatan Palestina dan keterangan resmi pemerintah Israel, warga Palestina yang tewas dalam konflik ini sudah melampaui 10.700 orang, sekitar 7 kali lipat lebih banyak dari korban jiwa Israel.


Korban jiwa Palestina terbanyak berada di Jalur Gaza yakni 10.569 orang, kemudian korban jiwa di Tepi Barat 150 orang. Sementara korban jiwa dari pihak Israel sekitar 1.430 orang, tidak ada korban jiwa baru yang dilaporkan sejak 6 November 2023. Selain korban jiwa, OCHA mencatat sampai 8 November 2023 ada sekitar 28.872 korban luka Palestina, dan 5.400 korban luka Israel.