Internasional

Di Mesir, Nyai Sinta Nuriyah Sampaikan Upayanya dalam Tegakkan Keadilan bagi Perempuan

Selasa, 27 Agustus 2024 | 13:00 WIB

Di Mesir, Nyai Sinta Nuriyah Sampaikan Upayanya dalam Tegakkan Keadilan bagi Perempuan

Nyai Sinta Nuriyah disambut Grand Syekh Al-Azhar Syekh Ahmad al-Thayyeb dan Menteri Wakaf Mesir Syekh Usamah Al-Azhari. (Foto: Instagram @usamaalazhary)

Jakarta, NU Online

Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Nyai Hj Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid menyampaikan pengalaman dalam menegakkan keadilan bagi mereka yang selama ini di cap sebagai kaum yang lemah. 


“Perempuan atau ibu pula lah yang mengajarkan tentang cinta dan kasih sayang. Tetapi mengapa, sosok yang berbalut kelembutan ini masih selalu harus bersimpah dengan ketertindasan? Atas dasar inilah dalam kesempatan ini saya ingin berbagi pengalaman dalam menegakan keadilan bagi mereka yang selama ini di cap sebagai kaum yang lemah,” jelasnya saat menghadiri Konferensi Internasional di Kairo, Mesir, pada Ahad (25/8/2024). 


Perhatiannya pada ketertindasan perempuan bersama sejumlah akademisi menggerakkannya untuk mendirikan lembaga Amal Hayati sebagai bentuk penegakan keadilan terhadap perempuan.


“Akhirnya atas prakarsa bersama sejumlah akademisi, kami mendirikan sebuah lembaga dengan nama Amal Hayati, para hadirin yang terhormat, untuk mengefektifkan dan mensinergikan kerja lembaga amal hayati kami membentuk beberapa divisi,” paparnya. 


Amal Hayati melakukan advokasi dan pendampingan terhadap perempuan korban kekerasan atau perlakuan tidak adil di ranah domestik, publik, tempat kerja, ranah politik, kekerasan akibat pemahaman bias gender. 


“Di ranah domestik, akibat kekerasan yang dilakukan oleh suami atau yang dilakukan oleh orang orang serumah, di ranah publik, seperti perkosaan, pelecehan, dan lain sebagainya. Selanjutnya di tempat kerja, seperti gaji yang berbeda antara laki laki dan perempuan, di ranah politik, seperti kuota perempuan masih tidak sebanding dengan kuota laki-laki, dan kekerasan yang diakibatkan oleh pemahaman agama yang bias gender,” jelasnya. 


Di samping itu, Amal Hayati juga melakukan kajian-kajian kritis terhadap kitab-kitab yang menjadi rujukan di kalangan pesantren. Kitab kuning yang dikaji adalah yang terkait dengan ketimpangan gender atau gender inequality. 


“Dalam kajian ini melibatkan para ulama, akademisi, penggerak sosial, dan aktivis perempuan. Salah satu kitab yang dikaji adalah kitab Uqudulujjain,


Kitab karya Syekh Nawawi itu berisikan tata cara berumah tangga berkehidupan sosial. Kitab ini dikaji mengingat isinya merendahkan perempuan dan bias gender. Dalam forum ini kitab kitab tersebut direinterpretasi dengan berkeadilan gender.


Selain itu, Amal Hayati juga bergerak melakukan berbagai kegiatan sosial kemanusiaan, memberikan bantuan kepada mereka yang mengalami kesulitan, khususnya dalam bidang pendidikan dan kesehatan. 


“Membantu anak anak sekolah yang kurang mampu, menyelenggarakan pemeriksaan mamografi bagi ibu-ibu yang kurang mampu secara cuma-Cuma. Kegiatan ini diharapkan dapat membantu kaum perempun untuk menjaga kesehatannya serta dapat terwujud masyarakat adil dan setara yang terbebas dari kekerasan dan diskriminasi berdasarkan prinsip moral, agama, dan kemanusiaan,” 


Tak hanya berfokus pada kemanusiaan, Amal Hayati juga bergerak dalam bidang pluralisme dan kerukunan umat beragama. Hal ini dilakukan sebagai upaya membangun relasi dan interaksi yang setara antar umatberagama supaya terbentuk kesadaran dan pemahaman keagamaan yang toleran, moderat, dan berkemanusiaan. 


“Kegiatan ini dikemas dalam bentuk sahur bersama kaum duafa dan kaum marginal. Dalam kegiatan ini, selain untuk mengingatkan agar menjalankan ibadah puasa sebaik-baiknya dan juga hendaknya mengingat sabda rasulullah yang mengatakan ‘banyak orang yang berpuasa tetapi tidak mendapatkan apa-apa kecuali lapar dan dahaga’, juga mengingatkan bahwa puasa itu mengajarkan tentang kerukunan saling tolong menolong saling menghargai dan saling mengasihi,” jelasnya.


Nyai Sinta juga menjelaskan bahwa di berbagai kegiatan yang dilaksanakan Amal Hayati mendapatkan respons yang baik dari masyarakat dan dalam berbagai pelatihan yang dilakukan juga melahirkan perempuan yang terlibat dalam gerakan kesetaraan gender. 


“Kegiatan yang dilaksanakan Amal Hayati mendapatkan respons yang baik dari kalangan masyarakat. Berbagai pelatihan yang kami lakukan telah melahirkan sosok perempuan yang terlibat dalam berbagai gerakan kesetaraan gender baik secara individu lembaga maupun komunitas,” pungkasnya.