Humor

Mesin Jerman Kalah Canggih dengan Orang Kampung

Kam, 29 Maret 2018 | 06:00 WIB

Pada peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) tahun 2000, Presiden Gus Dur diminta memberikan pidato oleh Menteri Negara Riset dan Teknologi Muhammad AS Hikam.

Dalam kesempatan yang dihadiri oleh banyak ilmuwan, peneliti, saintis muda, dan profesor di bidang teknologi itu, Gus Dur mengawali pidatonya dengan bercerita tentang seorang anak kampung yang mendapat kesempatan beasiswa studi di Jerman.

Ia berhasil meraih gelar Doktor (PhD) di bidang bioteknologi. Saat pulang kampung, dengan bangga dia bercerita kepada sang ayah yang petani kluthuk, betapa hebatnya kemampuan sains dan teknologi di Jerman.

Wah Pake, di sana itu sudah bisa dibuat mesin yang ngedap-edapi. Seekor sapi masuk mesin di pintu depan, di belakang sudah jadi corned beef, itu daging cincang yang dikalengin, siap masuk toko!” kata si anak pede.

Sang ayah tenang-tenang saja sambil bilang, “Alah nak, kalau cuma begitu aja ngapain kamu sekolah sampai ke Jerman. Di rumahmu ini saja sudah jauh lebih canggih.”

Si anak yang Doktor biotek agak kesal sama si bapak. Dia berkata: “Ah, bapak ini bisa aja. Emang ada kemampuan apa di rumah ini yang bisa menyamai kecanggihan Jerman?”

Lho, bapak dan simbokmu ini makan macem-macem, mulai dari kangkung, telo, nasi, ikan, tempe, dan seterusnya. Setelah itu, keluar kamu! Apa nggak lebih hebat dari mesin Jermanmu tadi?”

“Gerrrrr....” gemuruh hadirin. (Ahmad)

Kisah ini disarikan dari buku “Gus Durku, Gus Dur Anda, Gus Dur Kita” karya Muhammad AS Hikam (2013).