Daerah

Patut Dicontoh, Warga NU Tempurejo Bangun Kantor Secara Swadaya

Sel, 10 Januari 2017 | 07:54 WIB

Patut Dicontoh, Warga NU Tempurejo Bangun Kantor Secara Swadaya

H. Hasyim Asy’ari dengan latar belakang kantor MWCNU

Jember, NU Online
Apa yang dilakukan MWCNU Kecamatan Tempurejo, Jember, Jawa Timur ini layak diapresiasi. Kendati tertatih-tatih, tapi mampu membangun kantor yang representatif dengan swadaya masyarakat. Menurut Ketua MWCNU Tempurejo H. Hasyim Asy’ari, pembangunan kantor yang  terletak di Desa Sidodadi tersebut dimulai tahun 2014. Sempat berhenti beberapa waktu karena kesulitan dana, tapi akhirnya pembangunan berjalan lagi. Saat ini pembangunan mencapai 80 persen.

“Untuk soal pendanaan, memang kita prioritaskan dari warga NU sendiri, khususnya para pengurus. Dan alhamdulillah, bisa jalan,” ucapnya kepada NU Online di Sidodadi, Ahad (8/1).

H. Hasyim menambahkan, penggalian dana pembangunan kantor tersebut dilakukan mulai dari warga NU, pengurus Ranting, Ansor, Muslimat dan segenap elemen NU di tingkat kecamatan Tempurejo.

Dikatakannya, selain memang membutuhkan dana besar, kurang lebih 320 juta rupiah, penggalian dana yang melibatkan masyarakat luas juga dimaksudkan sebagai langkah menanamkan kesadaran tentang pentingnya berorganiasi (NU). Dengan menyumbang dana, masyarakat akan merasa ikut membangun sekaligus memiliki kantor tersebut sehingga diharapkan kedepan juga tumbuh kesadaran untuk memakmurkannya.

“Semua elemen kami minta partisipasinya agar merasa ikut memiliki. Memang ada juga dana yang difasilitasi kader NU di Jawa Timur (anggota legislatif), yang itu menjadi perangsang bagi masyarakat untuk menyumbang,” lanjutnya.

Luas tanah yang diperuntukkan bagi kantor tersebut mencapai  sekitar 2.016 M. Bangunannya sendiri terdiri dari aula seluas 180 m persegi yang terintegrasi dengan kantor utama di bagian depan dengan luas 30 m.

H. Hasyim berharap agar kelak kantor tersebut bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin, tidak hanya untuk kegiatan ke-NU-an, tapi juga kegiatan lain semisal pemberdayaan umat.

“Yang harus kita pikirkan setelah membangun kantor adalah bagaimana cara kita memaksimalkan manfaat kantor itu. Sebab, kalau tidak dimanfaatkan dengan baik, kasihan gedungnya. Tapi kami insyaallah siap menggunakannya secara maksimal,” pungkasnya. (Aryudi A. Razaq/Abdullah Alawi)