Daerah

Megengan Kubra Meriahkan Peresmian Graha NU Blitar

Sen, 14 Mei 2018 | 04:15 WIB

Blitar, NU Online
Banyak kekhasan pemikiran dan tradisi Islam Nusantara yang harus dijaga dan lestarikan. Itu pula yang membedakan Islam di Tanah Air dengan di belahan manapun. Ciri khas itu menjadi pembeda dengan kawasan yang lain. 

Itulah sejumlah amanah yang disampaikan KH Anwar Iskandar saat memberikan sambutan pada peresmian Graha NU Kabupaten Blitar di Jatinom, Kanigoro, Ahad (13/5). 

"Megengan adalah salah satu tradisi Islam Jawa yang biasa dilakukan menjelang bulan Ramadhan,” kata Wakil Rais Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Timur ini. Hal tersebut dilakukan secara berbondong untuk membawa ambeng ke masjid, mushalla maupun mengantarkan ke tetangga dengan niat bersedekah, lanjutnya.

Gus War, sapaan akrabnya menyayangkan terkikisnya sejumlah tradisi khas Islam Nusantara. Padahal hal tersebut perlu dijaga dan dilestarikan. Menurutnya, perbedaan yang ada bukan sebagai pemisah, akan tetapi dijadikan pemersatu bangsa dan Indonesia. "Harus kita tunjukan bahwa Islam Indoneaia adalah moderat,” ungkapnya.

Kehadiran KH Anwar Iskandar juga dalam rangka meresmikan keberadaan Graha NU. Hal tersebut sebagai apresiasi atas prestasi yang dimiliki Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kabupaten Blitar sebagai juara NU Award Jatim sebaganyak dua kali berturut-turut.

Apresiasi juga disampaikan H Rijanto. “Prestasi ini tidaklah mudah karena banyak NU kabupaten atau kota lain yang juga hebat,” kata Bupati Blitar ini. Akan tetapi NU Kabupaten Blitar mampu menyaingi dan memenangkan NU Award,  lanjutnya 
Graha NU Kabupaten Blitar diresmikan dengan simbolis memotong tumpeng. Tampak mendampingi, KH.Masdain, KH.Ardani Ahyat, KH.Anwar Iskandar, Heri Nugroho dan beberapa tokoh lain.

Graha NU dengan ukuran luas 400m bertingkat telah resmi dibuka. Gedung ini bisa digunakan baik badan otonom, lembaga maupun warga NU.  semua boleh memakai graha NU,” kata KH Masdain kepada NU Online.

"Tahun ini kita akan mulai membangun masjid NU. Semoga juga dengan tanah wakaf yang tersisa bisa kita bangun pondok dan kelas-kelas untuk mahasiswa Universitas Nahdlatul Ulama Blitar,” tandas Ketua PCNU Kabupaten Blitar ini. (Choirul Mubtadi'in/Blitar)