Subang, NU Online
Bedug merupakan salah satu warisan budaya masyarakat Nusantara yang mesti dijaga dan dilestarikan. Kalau tidak demikian, bedug ini akan punah dan hanya akan menjadi sejarah.
<>
Demikian disampaikan oleh Bupati Subang H Ojang Sohandi pada penutupan kegiatan lomba bedug DKM Masjid Besar Baiturrohman, Purwadadi, Subang, Ahad (12/7) malam.
"Bedug merupakan warisan budaya nenek moyang kita yang harus kita lestarikan, dengan lomba bedug ini kita ikut menjaga dan melestarikannya," katanya.
Senada dengan Ojang, Ketua DKM Masjid Besar Baiturrohman KH Agus Syarifudin mengatakan bahwa sebelum ada pengeras suara atau teknologi modern lain, bedug dan kentongan merupakan alat yang dimanfaatkan untuk mengingatkan waktu shalat. Karena, suaranya bisa terdengar dalam radius sekian meter.
"Sebelum ada speaker, radio, teve, orangtua dulu pakai bedug untuk mengingatkan orang bahwa waktu shalat telah datang, supaya orang ingat dan melaksanakan sholat, sebelum menabuh bedug biasanya 15 menit sebelumnya ditabuh kentongan dulu," ungkapnya.
Wakil Ketua PCNU Subang ini menegaskan bahwa warga NU sudah paham dan mengerti tentang masalah bid'ah, karena kitab-kitab yang membahas tentang bid'ah sudah banyak dan sering dikaji di pesantren. Dengan demikian, menurutnya, bedug ini masuk dalam kategori bid'ah hasanah karena bisa mengingatkan orang untuk segera melaksanakan shalat.
"Kalau memang bedug ini bid'ah speaker juga harusnya lebih bid'ah, karena speaker datangnya belakangan jauh setelah ada bedug," tambahnya. (Aiz Luthfi/Alhafiz K)
Terpopuler
1
PBNU Buka Pendaftaran Beasiswa S1 ke Al-Azhar Mesir, Ini Ketentuan dan Cara Daftarnya
2
Khutbah Jumat: Menjadi Pribadi Lebih Baik di Tahun Baru Islam
3
Khutbah Jumat: Mewarnai Agenda Akhir Tahun dengan Tobat dan Introspeksi Diri
4
Khutbah Jumat Muharram: Bulan Istimewa, Penuh Keutamaan, dan Penghapus Dosa
5
Khutbah Jumat Tahun Baru Hijriah: Kiat Memperbaiki Masa Depan
6
Khutbah Jumat: Memaknai Hijrah dalam Kehidupan
Terkini
Lihat Semua