Warta

Ahmad Tohari : Al Zaitun Itu Anak Macan

Kam, 12 Mei 2011 | 10:14 WIB

Brebes, NU Online
Keberadaan pesanteren Al Zaitun di Indramayu Jawa Barat  kini menuai kontroversi. Dan telah dituding sebagai Negara Islam Indonesia (NII) Koordinator  Wilayah (KW) 9 pimpinan Panji Gumilang. Hingga saat ini pesantren tersebut dalam tahap penyelidikan pihak kepolisian.

Budayawan Nahdlatul Ulama (NU) Ahmad Tohari memandang Ma’had (pesantren ) Al Zaitun sebagai anak macan. Pasalnya telah menjadi lembaga atau organsasi yang dipelihara oleh superpower dan digunakan untuk menakut-nakuti. <>

“Sejak semula, Al Zaitu bermasalah itu,” ujar KH Ahmad Tohari usai menghadiri pertemuan Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) dan Forkom se wilayah  Brebes, Tegal, Slawi, Kuningan, Cirebon dan Banyumas (Bregaskuncimas) di Aula Islamic Center Brebes Kamis (12/5).

Saya cuman bertanya, kata Tohari, kenapa namanyua Zaitun? Saya berharap, tapi mudah-mudahan perkiraan saya salah. Tetapi saya melihat Al Zaitun itu semacam anak macan. Maksudnya, suatu organisasi yang dipelihara, untuk menakut-nakuti. Maka dipelihara oleh superpower. “Ada FPI, NII. sering digunakan seperti itu!,” ungkap pengarang Novel Ronggeng Dukuh Paruk itu.

Ahmad Tohari menandaskan, komitmen awal umat Islam khususnya NU itu menganggap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) suatu wadah negara yang  final. Jadi kehidupan beribadah dan beragama oleh orang Islam, orang NU itu harus dalam satu tarikan nafas.

Karena, masih kata Tohari, negara ini memenuhi kewajiban agama. Terbukti melindungi hak beribadah, melindungi hak keturunan, memberi pekerjaan, memberikan aman. “Negara yang seperti itu harus di jaga. Kita harus melihat komitmen seperti itu,” tandasnya.

Hanya saja, sekarang orang Islam pada lupa, orang NU juga banyak yang lupa bahwa kehidupan beragama dan bernegara itu dianggap seperti dua jalan. Yang tentunya tidak akan pernah nyambung.  “Kita harus menyampaikan ke masyarakat, bahwa kehidupan beragama dan bernegara ada dalam satu tarikan nafas,” pungkasnya.

Ditempat terpisah, Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo mengingatkan warga Brebes sebagai daerah perbatasan agar selalu waspada terhadap gerakan NII dan teroris. Sebab menjadi daerah penyelaman, dalam istilah tentara.

“NII, teroris dan kelompok radikal lainnya, kalau sudah terpepet maka menyelam ke daerah yang aman demi keselamatan dirinya,” ungkap Bibit saat menyampaikan sambutan pada pelantikan Bupati Brebes (10/5).

Tapi dia menyakini, Brebes akan selalu aman dengan selalu bergandengan tangan dengan seluruh elemen masyarakat . “Mudah-mudahan Brebes Kalis Ing Sambekala (terhindar dari bahaya, red),” pungkas Gubernur.

Redaktur: Mukafi Niam
Kontributor: Wasdiun