Pesantren

Sebelum Liburan, Santri Probolinggo Setor Hafalan Imrithi dan Taqrib

Jum, 22 Desember 2017 | 11:36 WIB

Probolinggo, NU Online
Pondok Pesantren (PP) di Kota Probolinggo mempunyai cara tersendiri untuk mendisiplinkan santri dalam belajar. Salah satunya sepertinya yang diterapkan di Pondok Pesantren Raudlatul Muta'allimin Kelurahan Wonoasih Kecamatan Wonoasih Kota Probolinggo.

Saat memasuki liburan pesantren, para santri yang ada di pondok pesantren ini boleh pulang ke rumah masing-masing dengan syarat harus menyetor minimal 30 bait hafalan Kitab Nadzam Imrithi dan Kitab Al-Ghayah wat Taqrib (Taqrib) bab Thaharah.

Sebagaimana diketahui, Kitab Nadzam Imrithi berisi Tata Bahasa Arab (ilmu alat) karya Syaikh Syarafuddin Yahya Al-Imrithi (Wafat tahun 890 H/1485 M). Kitab Taqrib, merupakan kitab hukum Islam (fiqh) karangan Ibnu Syuja'.

“Mulai Kamis kemarin (21/12) siang para santri sudah mulai pulang dan libur selama 10 hari. Namun mereka boleh pulang apabila berhasil menghadap 30 bait Nadzam Imrity dan hafal kitab Taqrib Thahara,” ujar Ketua Yayasan Raudlatul Muta'allimin KH Muatanjid Billah, Jum’at (22/12).

Lebih jauh, pembina dan pembimbing sorogan kitab kuning, KH Abd Azis menjelaskan, salah satu tujuan diterapkannya sistem tersebut agar para santri melatih tanggung jawab pada dirinya sendiri dalam mencari ilmu.

Selain itu untuk mendisiplinkan santri selama dalam proses belajar suatu bidang ilmu. Serta sebagai bentuk laporan kepada wali santri bahwa anak santri yang mondok di Pondok Pesantren Raudlatul Muta’alimin dalam keadaan pembinaan keilmuan yang benar dan ada hasilnya. (Syamsul Akbar/Alhafiz K)

Terkait

Pesantren Lainnya

Lihat Semua