Nasional

Siswa Madrasah Baca Qiro dengan Mengenakan Pakaian Adat

Sel, 8 Agustus 2017 | 20:49 WIB

Siswa Madrasah Baca Qiro dengan Mengenakan Pakaian Adat

Foto: dok. NU Online

Yogyakarta, NU Online
Perhelatan Ajang Kreasi Seni dan Olahraga (Aksioma) serta Kompetisi Sains Madrasah (KSM) 2017 di Yogyakarta menjadi instrumen penguatan karakter bangsa oleh Kementerian Agama.

Hal ini setidaknya terlihat ketika 14 siswa Madrasah Ibtidaiyah (MI) di Yogyakarta melantunkan ayat suci Al-Qur’an dengan mengenakan pakaian adat Jawa dipadu blangkon sebagai penutup kepala pada Senin (7/8) dalam acara pembukaan Aksioma dan KSM di Stadion Mandala Krida Yogyakarta.

Di hadapan sekitar 12.000 hadirin yang memadati tribun stadion, 14 murid MI yang terdiri dari 9 siswa dan 5 siswi secara serasi melantunkan ayat 11 dari Surat Al-Mujadalah dan Surat Ar-Rahman ayat 33.

Suara emas mereka sejurus dengan warna emas pakaian adat yang mereka kenakan. Semua mata dan kamera tertuju kepada mereka. Bagi anak-anak madrasah, menguatkan nilai-nilai keislaman tidak lantas melepaskan identitas budaya bangsa.

Lantunan ayat-ayat suci Al-Qur’an menggelegar memenuhi sudut-sudut stadion yang dipenuhi oleh para generasi muda berprestasi dari seluruh penjuru tanah air. Mereka berkompetisi selama satu pekan di bidang sains, seni, olahraga, dan karya tulis ilmiah untuk meraih prestasi tertinggi.

"Saya bangga menjadi bagian dari siswa madrasah. Saya sangat siap berkompetisi dengan siswa-siswi lain dari seluruh Indonesia," ujar Kholida Nailul Muna pada acara pembukaan lalu.
 
Siswa MAN 3 Bantul, DIY ini merupakan salah seorang siswi berprestasi global. Ia meraih juara di ajang matematika internasional di Vietnam pada Juli 2017 lalu.

Sementara itu, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengungkapkan bahwa ajang Aksioma dan KSM ini mampu sekaligus menyiapkan bibit-bibit unggul di bidang sains dengan tetap mencintai bangsa dan negaranya.

“Selain berkompetisi, mereka berkumpul dari seluruh Indonesia untuk saling mengenal budaya dari daerah mereka satu sama lain sehingga tumbuh bukan hanya intelektualitasnya saja, tetapi juga integritasnya,” ujar Lukman. (Fathoni)