Nasional

Sisi Humanis Gus Dur Melahirkan sikap Toleransi

Kam, 22 November 2018 | 16:53 WIB

Jakarta, NU Online 
Ketua Umum Pimpinan Pusat Sarjana Nahdlatul Ulama Ali Masykur Musa mmengatakan, puncak kehidupan manusia yang damai manakala dalam dirinya selalu menyinari dengan etika dan estetika untuk memperjuangkan kemanusiaan. 

Menurut dia, KH Abdurrahman Wahid adalah pribadi yang dalam hidupnya terbungkai atas keindahan dan kemanusiaan. 

“Untuk mengenang perjuangan Gus Dur,  Pimpinan Pusat ISNU menyelenggarakan Pameran Seni Rupa Lukisan oleh Nabila Dewi Gayatri dengan judul Sang Maha Guru dengan substasi pelajaran dari Gus Dur tentang Kemanusiaan dan Toleransi,” katanya pada pembukaan pameran yang diawali dengan sambutan Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid di Hotel Sultan, Jakarta, Kamis (22/11).

Cak Ali, sapaan Ali Masykur Musa, menambahkan dengan meningkatnya kehidupan yang pragmatis dan hedonistik sekarang ini telah menjadikan hubungan sesama manusia adalah kering dan bermakna, hidup hanya di nilai dengan materi dan angka.  

“Karenanya,  hidup seperti ini jauh dari nilai keindahan dan kemanusiaan,” pada  pameran yang akan berlangsung sampai 30 November 2018 tersebut.

Selanjutnya Cak Ali mengajak kepada seluruh tokoh dan masyarakat, khususnya generasi milinial untuk menteladani Gus Dur tentang keharusan terus berjuang untuk kemanusiaan agar hidup itu penuh nilai dan keindahan.  

Cak Ali mengatakan, sisi humanis Gus Dur melahirkan sikap toleransi dan menjunjung tinggi pluralitas, karena itu Gus Dur dalam berhubungan sesama manusia tidak pernah membedakan agama, suku dan budaya. Karena itu pameran kegiatan pameran lukisan ini sangat penting mengambil makna perlunya merawat toleransi dan kebhinekaan dalam kehidupan di Indonesia. 

Pameran lukisan ini dihadiri Ketua Umum PB NU  KH Said Aqil Siroj, pimpinan organisasi cendekiawan lintas agama,  dan para pecinta seni. (Abdullah Alawi)