Nasional

Sadranan di Makam Ki Ageng Menanglese Bayat

Sen, 24 Juni 2013 | 06:20 WIB

Klaten, NU Online
Bayat, sebuah kecamatan di daerah Klaten Jawa Tengah, yang namanya cukup dikenal karena kerap menjadi tujuan peziarah para wali. Di daerah Bayat, terdapat beberapa peninggalan jejak para penyebar Islam di zaman lampau, seperti Sunan Bayat atau Sunan Pandanaran, Syekh Kewel, Pangeran Menangkabu dan Ki Ageng Menanglese.<>

Nama terakhir, merupakan cucu dari Sunan Bayat, yang dimakamkan di Dusun Konang, Kebon, Bayat. Warga sekitar banyak yang berziarah ke makamnya, khususnya ketika momentum sadranan. Seperti halnya yang dilakukan para warga, Ahad (23/6) kemarin. Dengan membawa serangkaian gunungan mereka menuju ke makam Ki Ageng Menanglese.

Gunungan yang berisi beraneka macam buah-buahan, sayuran dan tanaman palawija itu dibawa oleh rombongan Banser NU. Arakan dimulai dari Masjid Konang menuju makam Ki Ageng Menanglese sekitar pukul 13.00 WIB. Setiba di tempat tujuan, gunungan yang sudah didoakan, dibagikan ke warga. Lima minat berselang gunungan pun habis.

Salah satu keturunan Ki Ageng Menanglese, Herlambang Joko Santoso, mengatakan gunungan itu merupakan sarana untuk mendoakan para leluhur yang sudah meninggal. “Sekaligus untuk mempererat tali silaturrahmi anak cucu Ki Ageng Menanglese serta masyarakat sekitar,” tuturnya.

Salah satu tokoh setempat, Kris Budi, mengungkapkan, tradisi Sadranan semacam ini sudah mulai ditinggalkan masyarakat. “Oleh sebab itu, kami harus kembali nguri-nguri (melestarikannya),” ujarnya.


Redaktur      : Syaifullah Amin
Kontributor : Ajie Najmuddin