Nasional

Prof Quraisy Shihab Bahas Doa dan Harapan

Sel, 3 Februari 2015 | 15:03 WIB

Jakarta, NU Online
Kajian tematik tafsir Al-Qur’an asuhan Prof DR KH M Quraish Shihab setiap Ahad pertama di tiap bulan, mengupas perihal doa dan optimis dalam hidup, Ahad (1/2). Pada pengajian di kediamannya di Jeruk Purut, Jakarta Selatan ini, Prof Quraisy mengawalinya dengan kutipan ayat 94 surat Al-A’raf.
<>
Prof Quraisy menganjurkan agar kita berdo’a tidak hanya untuk individu melainkan juga untuk orang lain, serta tidak malu untuk meminta do’a kepada orang yang lebih rendah. “Karena Rasulullah SAW pun tetap minta dido’akan ketika sahabat Umar RA akan berpamitan berangkat umrah ke tanah suci,” ujar Prof Quraisy.

Peranan do’a antara lain menjadikan seorang hidup dalam optimisme. “Karena, jika seorang telah memohon kepada siapa saja yang diyakini Maha Kuasa terlepas dari diterima atau tidaknya, pada dasarnya orang itu telah hidup dalam optimisme,” kata Prof Quraisy.

Menurut Prof Quraish, Allah sangat suka mendengar hamba-hamba-Nya berdo’a. Banyak hadits berbicara soal keutamaan berdo’a terutama di sepertiga malam.

Ia menganjurkan jamaah untuk berdoa apa saja asalkan itu wajar. Allah sendiri akan menegur sekalipun seorang Nabi jika doanya kurang pas. Teguran ini pernah Allah layangkan terhadap Nabi Nuh atas do’a untuk anaknya, Nabi Ibrahim untuk bapaknya, dan lain sebagainya.

Ketulusan adalah syarat mutlak bagi seorang yang memanjatkan do’a. Seseorang juga tidaklah etis jika berdo’a dengan doa yang buruk-buruk, terlebih hanya untuk kepentingan dunia dengan mengabaikan akhirat.

“Karena, do’a itu adalah kita merengek kepada Tuhan sebagaimana anak merengek kepada orang tua, dan orang tua tahu apa yang wajar untuk anaknya”.

Tampak hadir pada acara tersebut mantan Menko Kesra di era Gus Dur Prof DR Alwi Shihab dan para Mahasiswa Pusat Studi Al-Qur’an (PSQ). (Anwar Kurniawan/Alhafiz K)