Nasional

Pertama Kali, Bahtsul Masail Masuk Rangkaian Rapat Pleno PBNU

Sab, 23 Juli 2016 | 01:00 WIB

Jakarta, NU Online
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) akan membahas sejumlah persoalan aktual melalui forum bahtsul masail pada rapat pleno NU di Pesantren Kempek, Cirebon, Sabtu-Senin (23-25/7). Forum bahtsul masail ini sengaja diadakan untuk menanggapi sejauh mungkin permasalahan yang mengemuka di masyarakat.

“Kita mengusulkan agar forum bahtsul masail NU dimasukkan dalam rangkaian agenda rapat Pleno NU per enam bulan sekali. Alhamdulillah usulan kita diterima para kiai dan pengurus harian PBNU,” kata Sekretaris Lembaga Bahtsul Masail (LBM) PBNU H Sarmidi Husna di Jakarta, Jumat (22/7) malam.

Tidak sedikit orang menanyakan adanya forum bahtsul masail perdana ini pada rapat Pleno NU, kata Sarmidi. Forum ini akan menyesuaikan jadwal pleno per semester yang diatur dalam AD/ART NU. Jadi kita, lanjut Sarmidi, akan lebih sering berbahtsul masail.

Wakil Sekretaris LBM PBNU H Mahbub Ma’afi Ramdhan menambahkan, usulan pengurus LBM PBNU berangkat dari banyak persoalan-persoalan di masyarakat yang harus direspon dengan segera.

“Kalau masyarakat harus menunggu forum muktamar yang lima tahun sekali atau musyawarah nasional (Munas) alim ulama NU yang dua kali dalam lima tahun untuk membahas masalah-masalah itu, wah kelamaan itu,” kata Mahbub.

Menurut Mahbub, forum muktamar atau munas alim ulama NU terlalu sempit untuk membahas banyak persoalan masyarakat karena keterbatasan waktu forum. Karenanya bahstul masail di dua forum ini tidak bisa membahas banyak persoalan penting, tetapi hanya membahas beberapa masalah yang dianggap paling krusial.

Di samping itu, interval forum muktamar atau munas alim ulama NU ke forum serupa cukup jauh. Sehingga terlalu lama bagi masyarakat menunggu seperti apa sikap dan putusan NU terhadap sebuah masalah dari sudut pandang agama, terang Mahbub.

Alhamdulillah PBNU memasukkan bahtsul masail dalam rapat pleno per semester. Sehingga NU lebih cepat merespon masalah di tengah masyarakat, dan lebih banyak masalah yang ditangani,” tandas Mahbub.

Pada bahstul masail ini peserta musyawarah rencananya akan membahas masalah bank otak (brain bank), UU Pengampunan Pajak (Tax Amnesty) yang sudah disahkan DPR dan pemerintah, game online Pokemon, dan model investasi yang dipraktikkan PT Cakrabuana Sukses Indonesia (CSI) yang tengah berkembang di Cirebon. (Alhafiz K)