Nasional

Peluang Indonesia dalam Pengembangan Teknologi Robotik

Sen, 9 Maret 2020 | 16:45 WIB

Jakarta, NU Online
Teknologi robotik bisa dimanfaatkan oleh manusia guna memudahkan pekerjaan di berbagai bidang. Hal itu dapat disesuaikan dengan kebutuhan negara masing-masing.
 
"Sebenarnya, perubahannya pun bisa dibilang depends on (bergantung) masing-masing negara," kata Ahmad Ataka Awwalur Rizqi, ahli robotik Indonesia, saat siaran langsung di kanal YouTube Official PCINU UK, pada Ahad (8/3).
 
Melihat Indonesia, Ataka menyampaikan perlu pengembangan robotik di bidang pertanian mengingat Indonesia merupakan negara yang agraris dan bidang kelautan karena luasnya melebihi daratan.
 
"Peluang Indonesia sangat terbuka, seperti aqua dan agrikultur," kata Ketua Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Inggris Raya itu.
Peneliti Posdoktoral di Queen Mary University of London ini menjelaskan bahwa teknologi robotik dapat membantu produksi pertanian dan perikanan lebih baik.
 
"Oke robot semakin canggih. Kita bagaimana menggunakannya untuk membantu kita produksi padi lebih baik, ikan lebih baik. Itu harus segera dilakukan. Kalau tidak, kita akan kalah cepat," ujarnya.
 
Pasalnya, Ataka menyampaikan bahwa negara-negara lain sudah mengembangkan teknologi tersebut, seperti Yunani, Brazil, dan Argentina, negara-negaea di Skandinavia, hingga Australia.
 
Ataka mengaku pernah mengunjungi negara Kanguru tersebut. Di sana, jelasnya, mulai mengembangkan robot untuk mendeteksi hama. "Menyemprot antihama cuma di tempat yang kena hama saja," katanya.
 
Jadi, robotnya sudah bisa mendeteksi tanaman mana yang terkena hama. Dengan begitu, mereka dapat menghemat sumber dayanya. Ada juga yang menggunakan drone untuk menyiram tanaman. Teknologinya sudah mampu melihat area mana yang belum tersiram.
 
Di samping itu, Ataka juga melihat Indonesia perlu mengembangkan robotik dalam bidang kesehatan. Menurutnya, Indonesia banyak sekali problem kesehatan. "Cepat dan akurat deteksi TBC, misalnya. Teknologi robotika bisa melakukan screening awal. Pemulihan stroke (juga)," ujarnya.
 
Pewarta: Syakir NF
Editor: Kendi Setiawan