Jakarta, NU Online
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mendesak media massa untuk memboikot mubalig, da‘I, dan penceramah yang provokatif. Media massa baik stasiun televisi maupun stasiun radio perlu menyeleksi ketat jajaran penceramah yang akan dikemukakan di tengah masyarakat.
<>
Perihal ini diutarakan Katib Aam PBNU KH Malik Madani saat dijumpai NU Online di Kantor PBNU lantai tiga, jalan Kramat Raya nomor 164, Jakarta Pusat, Rabu (21/8) malam.
“Pasalnya media massa bertugas mencerdaskan pirsawan dan pendengarnya sebagai tanggung jawab etis,” tegas KH Malik Madani.
Media massa harus melihat pijakkan dasarnya bahwa agama adalah nilai-nilai kearifan. Ketentuan ini, tambah KH Malik Madani, bisa menjadi ukuran sejauh mana materi dakwah penceramah agama itu mengandung provokasi atau tidak.
Selain provokatif, kita semua bisa mencermati materi dakwah yang mengandung semangat diskriminatif, rasial, golongan, atau merendahkan kelas sosial baik kaya maupun miskin, tutur Katib Aam PBNU.
Masyarakat juga penting berperan serta memberikan masukan dan sejumlah catatan kepada media massa. Mereka, jelas KH Malik, dapat menggunakan hak konsumennya.
Selain semangat materi dakwahnya, media massa pun dapat memerhatikan konsistensi perilaku penceramah dengan apa yang disampaikannya kepada publik. Tentu saja secara lahiriahnya, tutup KH Malik Madani.
Penulis: Alhafiz Kurniawan
Terpopuler
1
Istikmal, LF PBNU Ikhbarkan 1 Muharram 1446 Jatuh pada Senin 8 Juli 2024
2
Kapan 1 Muharram 1446 H? Ini Penjelasan LF PBNU
3
LF PBNU Instruksikan Rukyatul Hilal Awal Bulan Muharram 1446 H Besok
4
Khutbah Jumat: Judi Online, Petaka Berujung Sengsara
5
Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari: Awas Tipu Muslihat Musuh Agama dan Negara
6
Hukum Meminta Bantuan Jin dalam Pandangan Islam
Terkini
Lihat Semua