Nasional

Pasukan Diponegoro Bawa Pengaruh Besar Perkembangan Islam Nusantara

Sab, 11 Mei 2019 | 18:49 WIB

Tangerang Selatan, NU Online
Pada tahun 1825-1830 terjadi perang hebat di Jawa, yang dikenal dengan Perang Diponegoro. Perang tersebut diikuti oleh banyak kiai di Jawa dan Madura.
Ā 
"Hampir semua pendiri pesantren besar di Jawa dan Madura pasti punya hubungan dengan Diponegoro sebagai guru, santri," ujar Ahmad Ginanjar Sya'ban, Direktur Islam Nusantara Center (INC), saat kajian di INC, Jalan Ir H Juanda, Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan, Banten, Sabtu (11/5).
Ā 
Jejaring tersebut melahirkan simpul-simpul kiai dan santri yang berpengaruh besar terhadap perkembangan Islam berikutnya.

"Pasukan Perang Jawa atau Perang Diponegoro itu yang kemudian sangat punya pengaruh besar terhadap sejarah perkembangan, tradisi keilmuan dan peradaban Islam pada masa berikutnya," katanya dalam diskusi bertema Ziarah Intelektual: Ketika Jejaring Ulama Jawi Menusantara di Haramain itu.
Ā 
Oleh karena itu, menurutnya, peradaban Islam ke depan akan bangkit oleh orang yang memiliki keterhubungan jalur dengan pasukan Diponegoro.
Ā 
"Saat ini bisa dikatakan di Nusantara khususnya di Jawa, siapa saja yang ingin membangun kembali kebangkitan peradaban Islam itu mau tidak mau harus menyambungkan identitas mereka dengan leluhur pasukan Diponegoro ini," ungkapnya.
Ā 
Sebab, Ginanjar mengungkapkan bahwa mereka inilah yang telah merentangkan peta simpul pusat keislaman. "Bagaimana membangun simpul-simpul penting pusat keislaman mulai dari Barat sampai di timur yang ada di Jawa," kata dosen Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusia) Jakarta itu.
Ā 
Oleh karena itu, ia menegaskan bahwa jika pada abad ke-15 sampai dengan 16 itu simpul jejaring Walisongo yang membawa peradaban Islam, maka pada abad 19 adalah para wali-wali pasukan Diponegoro. (Syakir NF/Abdullah Alawi)