Nasional

Menengok Keseharian Habib Umar bin Hafidz

Ahad, 10 September 2023 | 11:00 WIB

Menengok Keseharian Habib Umar bin Hafidz

Habib Umar bin Hafidz, ulama asal Tarim Yaman pada sebuah acara di Indonesia (Foto: IG @habibumar_indonesia)

Jakarta, NU Online
Siapa yang tidak kenal Habib Umar bin Hafidz? Ia adalah seorang ulama dunia dari Tarim Yaman yang terkenal dengan keilmuan dan kharismanya. Siapa sangka ia punya rutinitas sehari-hari yang mungkin bagi orang awam terlihat mustahil dan di luar nalar. Habib Mujtaba, seorang murid Habib Umar sekaligus Sekretaris Majelis Muwasholah Pusat Jakarta, sebuah majelis yang didirikan Habib Umar, menceritakan keseharian Habib Umar. Menurut Habib Mujtaba, Habib Umar bin Hafidz hampir tidak tidur sehari semalam, setiap hari.


Habib Umar bangun pada sebelum pukul 03.00 pagi. Lalu ia duduk menyendiri, tahajud dan membaca Al-Qur'an. Ini adalah rutinitas wajib baginya. "Setelah itu, beliau pergi ke masjid, bersama para santri yang hapal Al-Qur'an membaca Al-Qur'an dan wirid sampai adzan Subuh berkumandang. Kemudian beliau shalat Subuh berjamaah, lalu mengajar santrinya hingga terbit matahari pagi. Habis itu, beliau shalat empat rakaat (shalat Isyraq), dan membaca Al-Qur'an satu juz. Walau sesibuk apa pun beliau, ini amalan wajib beliau," ujarnya dalam tayangan di kanal Youtube Deddy Corbuzier diakses NU Online, Ahad (10/9/2023).

 

Habib Mujtaba kemudian mengisahkan, pada pukul 06.30, Habib Umar pulang ke rumah. Biasanya kalau ada tamu, ditemui lebih dulu, kemudian sarapan pagi. "Namun yang istimewa, pada waktu sarapan pagi ini digunakan Habib Umar untuk mengajar keluarganya, dari mulai alif ba ta, hingga kitab-kitab besar seperti Alfiyah, Shahih Bukhari, Ihya' Ulumuddin," beber Habib Mujtaba"Dan yang mengagumkan belajarnya ada kurikulumnya," imbuhnya.


Menurut Habib Mujtaba, hal ini sebagai pelajaran atau cerminan bagi penceramah atau dai, pengajar dan lain sebagainya yang sibuk ngajar orang lain, tapi tidak ada waktu untuk keluarganya.


Kemudian sekitar pukul 09.00 pagi, Habib Umar tidur sekitar setengah jam dan paling lambat bangun pukul 10.30 siang. Setelah itu, Habib Umar menuju ke kantornya di Darul Mustofa untuk memeriksa dokumen jika ada yang perlu diteliti atau ditandatangani. Kemudian, Habib Umar menjalankan shalat Dzuhur. "Setelah itu beliau menyempatkan diri untuk menghadiri undangan masyarakat Tarim, bisa berupa undangan nikah atau aqiqah dan lain sebagainya," ujar pendakwah dari Palembang, Sumatera Selatan ini.

 

Usai memenuhi undangan masyarakat, Habib Umar pulang ke rumah untuk menjamu tamu hingga Asar. "Ini merupakan jadwal umum beliau, tapi kadang beliau menghadiri majelis fatwa dari jam 10.00 pagi hingga Asar," ujar Habib Mujtaba.


Habib Umar lalu meneruskan shalat Asar di masjid, lalu mengajar ngaji santri-santrinya hingga pukul 17.00 atau satu jam sebelum shalat Maghrib. "Pada waktu sebelum Magrib ini,  biasanya beliau membuka kembali rumahnya untuk menerima tamu. Kalau ada jenazah atau orang yang meninggal, maka beliau mengahadirinya. Ini cukup sering dilakukan beliau, meskipun beliau nggak kenal siapa jenazah itu," ujarnya.

 

Habib Mujtaba meneruskan, usai takziah, Habib Umar pulang ke rumah dan persiapan shalat Maghrib, lalu pergi ke masjid untuk shalat Maghrib berjamaah. "Habis itu beliau ngaji baca Al-Qur'an bersama santrinya yang hapal Al-Qur'an. Kadang beliau punya jadwal pengajian di luar. Setelah itu, beliau shalat Isya berjamaah," lanjut Habib Mujtaba.


Setelah shalat Isya berjamaah, biasanya Habib Umar punya jadwal umum atau untuk masyarakat umum. "Seperti Maulid, pengajian sana dan pengajian sini hingga pukul 21.00," ungkap Habib Mujtaba.

 

Selanjutnya, Habib Umar menemui tamu lagi hingga pukul 24.00. Bahkan, dulu sebelum dibatasi oleh anak-anaknya, bisa sampai pukul 01.00 dini hari.


"Nah, mungkin kalian bertanya tidur beliau kapan? Dan nggak capekkah? Capek dalam berdakwah bagi beliau itu lezat sekali," ungkap Habib Mujtaba

 

Mendengar kisah Habib Umar dari Habib Mujtaba itu, Deddy Corbuzier sampai terheran-heran dan menganggapnya sebagai mukjizat. Kemudian Habib Husein Ja'far yang juga menjadi bintang tamu episode itu, menimpalinya dengan berkata bahwa itu adalah karamah.

 

Dalam podcast tersebut, Habib Husein Ja'far juga menyatakan bahwa ada seorang filsuf bernama Heidegger. Filsuf ini mengatakan seorang beruntung ialah yang waktunya otentik. "Otentik artinya dia punya kendali atas waktu dan bukan waktu yang mengendalikannya," ujar Habib Ja'far.


"Sebagai orang awam kita bisa memetik pelajaran dalam kisah ini. Mungkin kita ingin meniru Habib Umar seratus persen seperti itu. Kalau itu kita lakukan, kita biasa kena tipes," kata Habib Ja'far.


Habib Ja'far pun mengutip ayat Al-Qur'an. "Ittaqullah mastatha'tum. Bertakwalah semampumu," ujarnya.