Nasional RAKERNAS LP MA’ARIF

Mendikbudristek dan Ketua LP Ma'arif Luncurkan Satgas Ma'arif Bermartabat Cegah 3 Dosa Pendidikan

Ahad, 28 Agustus 2022 | 13:45 WIB

Mendikbudristek dan Ketua LP Ma'arif Luncurkan Satgas Ma'arif Bermartabat Cegah 3 Dosa Pendidikan

Peluncuran Satgas Ma'arif Bermartabat Pencegahan dan Penanggulangan Kekerasan, Perundungan, dan Intoleransi (P2KPI) di Aula Gedung Pascasarjana Unisma. (Foto: Istimewa)

Malang, NU Online 
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim dan Ketua Lembaga Pendidikan (LP) Ma'arif Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Prof Muhammad Ali Ramdhani meluncurkan Satuan Tugas (Satgas) Ma'arif Bermartabat Pencegahan dan Penanggulangan Kekerasan, Perundungan, dan Intoleransi (P2KPI) di Aula Gedung Pascasarjana Universitas Islam Malang (Unisma), Ahad (28/8/2022).


Peluncuran ini ditandai dengan menekan tombol yang dilakukan oleh Mendikbudriatek dan Ketua LP Ma'arif PBNU. Keduanya didampingi Sekretaris LP Ma'arif PBNU Harianto Oghie, Ketua LP Ma'arif Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur KH Shodiq Askandar, dan Rektor Unisma Prof Maskuri.


Nadiem mengapresiasi pembentukan Satgas Ma'arif Bermartabat P2KPI ini. Sebab, ia menyebut bahwa LP Ma'arif NU merupakan lembaga pertama yang membuat Satgas ini.


Nadiem menyampaikan terima kasih kepada LP Ma'arif NU karena telah membentuk Satgas tersebut. Ia merasa dibantu dengan hadirnya Satgas Ma'arif Bermartabat mengingat pihaknya membutuhkan dorongan lebih dalam menangani tiga dosa di satuan pendidikan itu.


Menurutnya, pembentukan satgas serupa bisa dicontoh oleh organisasi masyarakat (ormas) lain agar tidak ada lagi tiga dosa di dalam satuan pendidikan. "Bisa jadi contoh untuk mengikuti NU dalam proaktif melawan ini (kekerasan, perundungan, dan intoleransi)," katanya.

 

Dalam kesempatan itu, ia juga menyampaikan bahwa Satgas perlu melibatkan tenaga pendidik secara sukarela. Mereka memang terlibat secara sadar atas pilihan dan kemauannya sendiri.


"Mereka memilih sebagai volunteer (sukarelawan). Saya mau menjadi kepala satgas. Itu salah satu hal yang kita lakukan di Perguruan Tinggi," katanya.


Nadiem menegaskan bahwa pilihan sukarela itu lebih efektif daripada dipilih. "Jangan dipaksa, tetapi mau," kata pria yang menamatkan studi sarjana dan masternya di Amerika Serikat itu.


Belajar dari UNICEF, Nadiem juga menyampaikan perlunya pelibatan pelajar yang menonjol atau populer dalam Satgas tersebut. "Peran anak-anak yang populer di kelas sangat penting, anak yang sangat disenangi atau bandel," katanya.


Mereka perlu dilibatkan untuk menjadi otoritas yang menangani perundungan, intoleransi, dan kekerasan. Sebab, menurutnya, mereka merupakan mini pemengaruh (influencer).


Sementara itu, Ketua LP Ma’arif PBNU Prof Muhammad Ali Ramdhani menyampaikan bahwa satgas ini dibentuk sebagai upaya pencegahan agar tidak ada tiga persoalan di atas berkembang di satuan pendidikan LP Ma’arif. Ia meyakini tidak ada tiga persoalan di atas dalam satuan pendidikan LP Ma’arif.


“Ini hanya untuk memberikan aktivitas-aktivitas preventif di satu sisi dan yang kedua memberikan contoh kepada satuan pendidikan yang lain agar setiap satuan pendidikan menjamin kemartabatan dari lembaga pendidikan yaitu dengan menjaga hak dan martabat dari siswa-siswa didiknya,” tegasnya.


Pewarta: Syakir NF
Editor: Syamsul Arifin