Nasional

LAZISNU: Lembaga Amil Zakat Mutlak Harus Terbuka

Sel, 16 Februari 2016 | 04:00 WIB

Semarang, NU Online
Sekretaris Pengurus Pusat LAZISNU Adna Khoirotul Aā€™yun menekankan perlunya membangun sistem akuntansi yang bagus dengan prinsip keterbukaan. Dengan laporan keuangan yang transparan, kata dia, LAZISNU akan dipercaya masyarakat.

Ia menyampaikan hal itu saat memberi materi dalam Pendidikan dan Latihan (Diklat) Kaderisasi Amil Zakat yang digelar Pengurus Wilayah LAZISNU Jawa Tengah di kantor PWNU Jateng, Jalan Dr Cipto Mangunkusumo 180 Semarang, akhir pekan (14/2) kemarin.

Terbuka yang dia maksud adalah terbuka selebar-lebarnya. Yaitu bisa dilihat siapapun, kapanpun, dan di manapun. Laporan keuangan tersaji di situs internet dan berjalan real time. Sehingga, siapapun yang berkepentingan bisa langsung membuka melalui jaringan internet untuk mengetahui kondisi keuangan LAZISNU.

ā€œSebuah lembaga amil zakat mutlak harus menerapkan manajemen terbuka. Laporan keuangannya harus bisa diakses siapa saja, kapan saja, dari mana saja,ā€ jelasnya dalam pelatihan bagi kader amil zakat profesional ini.

Pengurus Pusat LAZISNU, kata dia, telah membentuk manajemen eksekutif yang diberi nama NU-Care. Dengan Surat Keputusan (SK) Ketua LAZISNU, NU-Care dipimpin oleh seorang direktur yang tugasnya menjalankan program-program LAZISNU.

Profesionalitas Amil

Narasumber lain dalam diklat kali ini adalah Slamat Surachmat, Manajer Operasional LAZIS Baiturrahman yang juga sekretaris jenderal Forum Zakat Jawa Tengah, dan Ketua LAZISNU Jateng sendiri H Muhammad Mahsun.

Slamet Surachmat menyatakan, perilaku atau perbuatan amil zakat itulah yang merupakan produk lembaga amil zakat (LAZ). Karena LAZ adalah ā€œbisnis kepercayaanā€ maka hal pertama yang harus ā€œdijualā€ ke masyarakat adalah akhlak amilnya. Yaitu orang yang amanah, yang di dalamnya mengandung pengertian orang militan, jujur, cerdas. Ā 

ā€œAmil adalah mujahid. Maka satu-satunya cara menjadi amil yang baik adalah punya modal jiwa amanah, bisa dipercaya,ā€ tuturnya.

Ia pun mengutip sebuah hadits Rasulullah dari Imam Ahmad, ā€œSebaik-baik profesi adalah amil, jika dia ikhlasā€. Serta hadits dari Imam Thabrani, ā€œAmil yang bekerja lalu dia mengambil dan memberi dengan benar adalah seperti mujahid di jalan Allah sampai ia pulang kepada keluarganyaā€.

Selain itu ia mengajarkan pembentukan kepribadian amil, dari aspek penampilan, perilaku profesional ketika menerima tamu, mendatangi muzakki (wajib zakat), serta bagaimana menyapa mustahiq.

ā€œPerformance seorang amil harus benar-benar dibina. Kita harus tampil bagus dengan style yang sesuai profesi kita. Termasuk harus menguasai public speaking,ā€ tuturnya seraya mengajak peserta praktik langsung walau secara singkat.

Adapun Ketua LAZISNU Jateng H Muhammad Mahsun mengajak peserta untuk serius bergiat di LAZISNU sebagai jalan untuk mengbdikan diri kepada masyarakat. ā€œMari kita serius bekerja untuk umat melalui LAZISNU ini. Jadikan ini profesi pilihan dalam karir pengabdian Anda kepada Allah karena zakat itu rukun Islam perintahnya datang langsung dari Allah,ā€ tuturnya.Ā  (Ichwan/Mahbib)