Nasional

Kongres VI JQHNU Usung Tema Transformasi Pendidikan dan Dakwah Al-Qur'an Era Digital

Sel, 4 Juni 2024 | 20:00 WIB

Kongres VI JQHNU Usung Tema Transformasi Pendidikan dan Dakwah Al-Qur'an Era Digital

Logo JQHNU. (Foto: NU Online)

Jakarta, NU Online

Kongres VI Jam'iyyatul Qurra wal Huffazh Nahdlatul Ulama (JQHNU) akan diselenggarakan di Pondok Pesantren Sains Tebuireng Jombang, Jawa Timur pada Rabu-Jumat (26-28/6/2024).


JQHNU mengusung tema Transformasi Pendidikan dan Dakwah Al-Qur'an di Era Digital Menuju Indonesia Emas. Pemilihan tema Kongres VI JQHNU ini dilatarbelakangi oleh kesadaran para qari dan hafizh untuk mensinergikan Al-Qur'an sebagai pedoman hidup masyarakat di tengah gempuran inovasi era digital.


Ketua Umum JQHNU, KH Saifullah Ma'shum mengungkapkan bahwa pada kongres kali ini JQHNU berkomitmen untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang memadai dalam pendidikan Al Quran, baik dari segi materi maupun teknologi digital.


"JQH ingin mengambil bagian untuk menyongsong Indonesia Emas dengan sumber daya manusia yang memadai baik dari para guru ngaji, para aktivis Alquran, dan para pengelola tempat pendidikan Al-Qur'an," kata sosok yang kerap disapa Kiai Saifullah ini.


"Oleh karena itu kita ajak nanti (para partisipan) melalui forum kongres, agar ada kesadaran baru bahwa digitalisasi dakwah dan pendidikan Al Quran menjadi niscaya untuk kita kembangkan di masa-masa mendatang," sambungnya.


Menurut Kiai Saifullah, sinergitas pendidikan dan dakwah Al-Qur'an dengan ranah digital memerlukan kerja sama dan dukungan dari berbagai pihak. Kongres VI JQHNU ini akan memfasilitasi pewujudan SDM Qurani yang unggul dan terverifikasi.


Pemilihan Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang sebagai lokasi pelaksanaan kongres kali ini dilatarbelakangi dengan momentum historis peran KH Abdul Wahid Hasyim dalam pembentukan JQHNU.


"Kita ingin napak tilas sekaligus memuliakan dan  mengenang beliau selaku pendiri JQH di Pesantren Tebuireng," kata Kiai Saifullah.


Lokasi pelaksanaan kongres bukan di pesantren induk, melainkan di Pesantren Sains Tebuireng. Pemilihan lokasi ini juga merepresentasikan tema yang diusung terkait ilmu Al Quran dan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK).


Akan hadir sekira 1.000 partisipan kongres JQHNU mendatang. Para peserta kongres berasal dari 26 Pengurus Wilayah (PW), 200 Pengurus Cabang (PC), dan 4 Pengurus Cabang Istimewa (PWI) JQH NU di luar negeri. 


Masing-masing pengurus wilayah dan cabang mengirimkan 5 orang peserta dengan rincian; 2 orang yang merupakan rais dan katib majelis ilmi, dan 3 orang yang terdiri dari ketua, sekretaris, dan bendahara dewan organisasi.


Agenda Kongres VI JQHNU

Salah satu agenda kongres nanti adalah perubahan logo dan aransemen mars JQHNU. Kiai Saifullah mengatakan bahwa perubahan logo JQHNU dengan menghapus ayat Al-Qur'an sebagai kehati-hatian agar saat logo dicetak di media apapun tidak menimbulkan hal yang membahayakan ayat Al Quran di dalamnya seperti terinjak atau terbuang.


Selain itu, perubahan logo juga bertujuan agar JQH lebih dekat dan bisa diterima berbagai kalangan, termasuk anak muda. Sementara untuk Mars JQH, tidak ada perubahan dari segi lirik, tetapi akan ada penyesuaian aransemen.


Selain membahas hal yang berkaitan dengan struktur internal JQH, pada kongres keenam ini juga terdapat agenda-agenda penting lainnya.


Agenda pemberian penghargaan pada insan dan lembaga qur'ani menjadi salah satu hal yang akan diselenggarakan pada kongres mendatang. Setidaknya ada 14 kandidat penerima penghargaan terkait kontribusinya dalam bidang ilmu pendidikan dan dakwah Al-Qur'an.


Selanjutnya, JQH juga akan membahas rencana strategis terkait perempuan anggota JQH. JQH ingin mewadahi semangat para perempuan hafidzoh di berbagai bidang, khususnya pendidikan Al Quran.


Agenda berikutnya pada kongres adalah pembahasan nilai dan norma dalam Al Quran sebagai gagasan perdamaian JQH terhadap konflik yang terjadi di berbagai belahan dunia seperti Palestina-Israel dan Rusia-Ukraina.


Bahtsul Masail Quraniyyah menjadi agenda yang istimewa karena pertama kalinya diselenggarakan dalam Kongres VI JQHNU mendatang.


Dalam bahtsul masail ini terdapat dua masalah yang akan dirumuskan. Pertama, pembahasan terkait persoalan keabsahan mengaji Al-Qur'an melalui media digital. Kedua, penggunaan langgam lokal dalam pembacaan ayat Al-Qur'an.


Presiden Joko Widodo dijadwalkan akan membuka Kongres VI JQH NU mendatang. Selain itu akan hadir pula tokoh-tokoh seperti Prof. Nadirsyah Hosen, Dirjen Bimas Islam Kemenag Kamaruddin Amin, Ainun Najib (ahli IT Universitas Nanyang, Singapura), dan sejumlah tokoh lainnya.