“Berat sebenarnya. Mau tidak mau, NU mengemban ini, yaitu harakah diniyah dan harakah wathaniyah, adalah gerakan keagamaan dan kebangsaan," katanya pada diskusi Pandangan Tokoh Nasional terhadap Eksistensi Fungsi dan Posisi NU Masa Kini dan Masa Depan yang berlangsung di Gedung PBNU, Jakarta, Jumat (13/12) malam.
Menurut Pengasuh Pondok Pesantren Al-Tsaqofah Ciganjur, Jakarta Selatan ini, NU dalam menjalankan amanat itu mengedepankan prinsip tawasuth, yaitu dalam cara berpikir tidak tekstual dan liberal. NU mengharmoniskan wahyu dan akal.
Posisi NU ini, kata Kiai Said, tidak mudah menjalankannya karena akan mendapatkan tantangan dari kiri dan kanan. Oleh karena itu, butuh kemampuan tersendiri dalam menempatkan diri.
Kiai Said juga menambahkan, percuma membikin perkumpulan atau berorganisasi jika tidak berupaya membangun martabat bangsa baik dari sisi tsaqafah maupun hadarah bangsanya sendiri, Indonesia.
Sebagai organisasi, kata dia, NU dalam menjalan organisasi juga untuk wa ishlahu bainan nas, yaitu membantuk masyarakat yang saleh.
Pewarta: Abdullah Alawi
Editor: Alhafiz Kurniawan
Terpopuler
1
Istikmal, LF PBNU Ikhbarkan 1 Muharram 1446 Jatuh pada Senin 8 Juli 2024
2
Hukum Meminta Bantuan Jin dalam Pandangan Islam
3
Hilal Muharram 1446 Tak Terlihat dari UIN Walisongo Semarang karena Mendung Tebal
4
Kisah Nabi Muhammad saat Diganggu Jin
5
PBNU Dorong Konten Moderat Terus Warnai Masjid Perkotaan
6
Di Sinilah Tempat Tinggal Jin dan Setan menurut Literatur Islam
Terkini
Lihat Semua