Nasional

Jonathan Latumahina Jelaskan Kondisi David: Saraf Putus hingga Jalani Terapi Ketat

Sel, 4 April 2023 | 11:00 WIB

Jonathan Latumahina Jelaskan Kondisi David: Saraf Putus hingga Jalani Terapi Ketat

Ayah David, Jonathan Latumahina (kemeja kotak-kotak merah) saat pertama kali berbicara di hadapan media, usai menghadiri sidang putusan sela pelaku anak AG di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin (3/4/2023). (Foto: twitter Abdurrahman Nashir @nashirr27)

Jakarta, NU Online
Jonathan Latumahina menjelaskan kondisi terkini putranya, Crystalino David Ozora yang menjadi korban penganiayaan oleh tersangka Mario Dandy Satrio, Shane Lukas, dan pelaku anak perempuan remaja berinisial AG. 


David mengalami koma, sejak mengalami penganiayaan pada 20 Februari 2023. Sejak itulah, David hanya bisa terbaring di rumah sakit dan menjalani perawatan, serta berbagai terapi hingga saat ini.


Jonathan menjelaskan, putra semata wayangnya itu mengalami diffuse axonal injury atau cedera pada bagian otak yang menyebabkan putusnya jaringan saraf.


Namun, kondisi David sejak awal koma hingga hari ke-43 ini mengalami banyak kemajuan karena mendapat perawatan intensif di ICU RS Mayapada, Kuningan, Jakarta dengan berbagai terapi yang dilakukan. 


Kemajuan yang dialami David itu pada sisi kesadaran kuantitatif atau motorik sudah sangat bagus, sedangkan kesadaran kualitatif atau kognitif belum mengalami kemajuan yang signifikan.
 

"(Kesadaran motorik itu) artinya dia bisa boker (buang air besar), dia bisa pipis, secara otomatis seperti kita kalau kebelet. Dia bisa menelan, minum, dan lain-lain tapi kesadaran kualitatifnya belum (mengalami kemajuan)," kata Jonathan kepada wartawan usai hadir dalam sidang putusan sela pelaku anak AG di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin (3/4/2023).


Kemudian, ada terapi-terapi yang dilakukan David sampai saat ini secara ketat sehingga mengharuskannya harus tetap di ICU. Jonathan mengabarkan, kondisi tubuh David sempat panas cukup tinggi sampai 38,4 derajat celcius.


"Kondisi David saat ini terbagi menjadi dua terapi. Yang pertama adalah terapi kesadaran kualitatif, terkait dengan kognitif, otak bekerja dan lain-lain. Kedua adalah kesehatan kesadaran kuantitatif atau boleh disebut dengan motorik," ujarnya.


Lebih lanjut, Jonathan menjelaskan bahwa selain saraf-saraf yang putus semua, diffuse axonal injury stage 2 yang dialami David itu menyebabkan trauma dan membuat otaknya berputar.


Jonathan juga menerangkan soal kondisi David pada awal-awal koma. Ia menyebut, putranya itu seperti orang meninggal tetapi masih bisa bernapas.


RS memiliki skala untuk menentukan seseorang koma atau tidak, yaitu yang disebut glasgow coma scale. Orang dalam keadaan sadar memiliki skala 15. Skala ini memiliki tiga parameter yaitu respons penglihatan, respons pendengaran, dan respons gerak. 


"Nah, David (skalanya) tiga, artinya masing-masing (parameter) satu. Arti lebih gampangnya lagi seperti orang meninggal tapi masih bernapas karena ketika disenter matanya tidak ada respons sama sekali," ucap Jonathan.


Jonathan mengaku kerap mengunggah foto dan video kondisi David yang menunjukkan respons tersenyum dan menangis. Hal itu diunggah seraya berharap agar kesadaran kualitatif David segera pulih.


Pengurus Gerakan Pemuda Ansor itu kecewa karena tindakan Mario yang sadis, dokter menyatakan David tidak akan bisa kembali pulih seperti semula. Saat ini, komunikasi David pun masih satu arah sehingga Jonathan harus menebak-nebak apa yang dikatakan David.


"Asesmen dokter menyampaikan butuh 6 bulan sampai 1 tahun. Jadi memang benar, dia nggak akan bisa sekolah lagi, untuk sampai batas waktu yang belum kita tahu," kata Jonathan.


Pewarta: Aru Lego Triono
Editor: Kendi Setiawan