Jakarta, NU Online
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) memberikan perhatian khusus terkait kasus pengusuran warga Syiah dan Ahmadiyah di Sampang, mengingat sebagian besar warga Sampang khususnya dan warga Madura pada umumnya adalah warga NU (nahdliyin).
<>
Seperti diwartakan, seruan agar warga Ahmadiyah diusir dari kampungnya di Sampang terus berlangsung. Sementara Kamis (20/6) hari ini, 2000-an orang juga berdemo menyerukan warga Syiah yang berada di GOR pengungsian dikeluarkan dari Sampang.
“Aliran sesat harus diusir dari Sampang. Para kiai akan bertemu di Sampang. Mudah-mudahan kami dapat kepastian soal Syiah,” kata KH. Ali Kharrar, salah satu tokoh yang memberikan orasi sebagaimana dilansir Tempo.co.
Terkait hal tersebut, KH Mustofa Bisri selaku Wakil Rais Aam NU menghimbau agar seluruh warga NU dan tokoh-tokoh NU bisa menghargai perbedaan, karena itulah garis kehidupan berbangsa dan bermasyarakat NU.
“Tokoh-tokoh NU harus bisa menghargai perbedaan keyakinan. Karena itulah khittah NU dan kenyataan Indonesia. Hendaknya tokoh-tokoh NU membaca (dokumen) Khittah, karena semua telah diatur di sana,” kata Kiai yang lebih dikenal dengan panggilan Gus Mus tersebut.
“Jika ada persoalan, misal ada orang yang dianggap menghina Sahabat Nabi—seperti diklaim beberapa kalangan anti-Syiah, hendaknya dilaporkan ke pihak berwajib saja.”
Dalam perbincangan via telpon dengan NU Online, Gus Mus menggarisbawahi pentingnya warga NU menjaga khittah nahdliyyah, salah satunya dengan bersikap toleran (tasamuh) dan menghargai perbedaan keyakinan, dan tidak mudah diseret dalam konflik karena perbedaan keyakinan. Dan dalam konteks ini, Gus Mus berharap pemerintah berperan dengan semestinya, menghimbau masyarakat agar tidak melakukan kekerasan. “Bukan malah memfasilitasi konflik,” katanya.
“Warga NU itu banyak, sebagaimana Islam di Indonesia banyak, ada yang baik ada yang buruk, dan tugas para pengurus dan struktur NU untuk selalu menjaga warganya agar tetap bersikap sebagaimana khittah,” kata Gus Mus. “Kalau perlu prasyarat jadi pengurus NU itu membaca (dokumen) dan memahami khittah,” imbuhnya.Â
Â
Penuis: Syafi' Alielha
Terpopuler
1
Istikmal, LF PBNU Ikhbarkan 1 Muharram 1446 Jatuh pada Senin 8 Juli 2024
2
Hukum Meminta Bantuan Jin dalam Pandangan Islam
3
Hilal Muharram 1446 Tak Terlihat dari UIN Walisongo Semarang karena Mendung Tebal
4
Kisah Nabi Muhammad saat Diganggu Jin
5
PBNU Dorong Konten Moderat Terus Warnai Masjid Perkotaan
6
Di Sinilah Tempat Tinggal Jin dan Setan menurut Literatur Islam
Terkini
Lihat Semua