Nasional

Gus Mus: Ada Empat Strategi Atasi Islamophobia

Jum, 29 Mei 2015 | 01:01 WIB

Jakarta, NU Online
Ajaran Islam yang sejati sebagaimana pemahaman Ahlussunah wal Jamaah
berintikan rahmat dan bertujuan memperbaiki moral masyarakat. Namun, karena sering muncul pemberitaan kaum ekstremis melancarkan kekerasan,  kalangan non-muslim menganggap bahwa tindakan-tindakan keliru dari sebagian umat Islam itu benar-benar merupakan ajaran Islam, dan menyalahkan Islam sebagai agama.
<>
Rais Am PBNU KH Ahmad Mustofa Bisri menyampaikan hal itu kala diminta menjadi narasumber dalam Diskusi Panel bertema Indonesia's Role In Addressing Global Islamist Extremism  yang diselenggarakan oleh Jakarta Foreign Correspondents Club (JFCC) di Jakarta, Kamis (28/5).

Kiai yang akrab disapa Gus Mus ini menguraikan, pemahaman yang dangkal terhadap Islam membuat parah keadaan ini. Sebagian Kelompok garis keras membuat pembenaran atas tindakan-tindakan mereka seolah-olah tindakan-tindakan itu merupakan perintah agama, padahal pemahaman mereka keliru.
 
“Gara-gara kelompok ekstremis, agama Islam dirugikan. Digeneralisir seolah radikal adalah dari ajaran agama Islam. Orang luar jadi Islamophobia,” tegasnya

Lantas Bagaimana Solusinya?

Pengasuh Pondok Pesantren Leteh Rembang ini menuturkan, ada empat dasar stategi untuk mengatasi masalah tersebut, yaitu pertama, menenekankan pengertian perjuangan mengatasi ekstremisme agama adalah bagian dari perjuangan mewujudkan tata dunia yang damai dan adil.

Kedua, gagasan ekstrimesme Islam yang bersumber dari pemahaman agama yang dangkal harus dihadapi dengan penyebarluasan ajaran para ulama Aswaja yang mendalam ilmunya.

Ketiga, konsolidasi dan mobilisasi para ulama (Aswaja) seluruh dunia untuk membimbing umat agar pemahaman tentang Islam yang berintikan rahmat menjadi konsensus yang kuat di kalangan umat Islam di seluruh dunia.
Keempat, kerja sama erat di antara kelompok muslim moderat dengan kelompok yang obyektif di luarnya untuk menetralisir pandangan-pandangan ekstremis Islam dan Islamophobia yang berkembang dalam masyarakat.
“Empat hal itu harus dilakukan segera oleh ulama dan umaro,” ujar Gus Mus.

Panelis lain dalam acara tersebut adalah Dekan Fakultas Sains Islam Universitas Al Azhar Mesir Prof Dr Abdel-Moneem Fouad, mantan rektor UIN Syarif Hidayatullah Prof  Dr Azyumardi Azra, dan guru besar studi Islam University of Venna  Prof Dr Rudiger Lohlker. (Ichwan/Mahbib)