Nasional

Dua Alasan Pendidikan Agama Tetap Diajarkan di Sekolah

Kam, 9 November 2017 | 04:00 WIB

Jakarta, NU Online
Pertentangan terkait apakah pelajaran pendidikan agama itu perlu atau tidak diajarkan di sekolah atau kampus terus muncul. Masing-masing memiliki argumentasinya masing-masing. Tapi satu hal yang pasti, sampai saat ini pelajaran agama masih terus diajarkan di sekolah-sekolah.

Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI Kamaruddin Amin mengatakan, tujuan diajarkannya pelajaran pendidikan agama di sekolah ada dua. Pertama, membentuk pribadi yang saleh dan bertakwa kepada Tuhan. 
“Kedua bagaimana (pendidikan agama) bisa menjadi instrumen perekat sosial, memperkuat nasionalisme,” kata Kamaruddin di Hotel Le Meridien Jakarta, Rabu (8/11).

Ia berpendapat bahwa tujuan-tujuan tersebut sudah terakomodasi dan terfleksikan di dalam konsep kurikulum 2013.   

Meski demikian, dia mengakui untuk mencapai dua tujuan utama diadakannya pelajaran agama di sekolah atau kampus tersebut ada hambatan dan tantangannya. Pertama, kekurangan guru yang profesional dan berkualitas. Untuk menerjemahkan visi pendidikan agama di sekolah diperlukan, maka diperlukan guru atau dosen yang benar-benar berkualitas dan kompeten. Bagaimana agama diajarkan sebagai sebagai pembentuk pribadi yang saleh dan menciptakan kesalehan sosial.

“Ini benar-benar menjadi tantangan kita. Kita kekurangan guru agama profesional untuk pendidikan agama itu sekitar dua puluh satu ribu,” tegasnya.

Dia menerangkan, saat ini tidak sedikit guru yang tidak berlatar belakang pendidikan agama menjadi guru agama di sekolah-sekolah.

“Seperti guru biologi mengajarkan agama dan seterusnya,” ucap lulusan Madrasah Aliyah As'adiyah Sengkang itu.

Kedua, waktu yang sedikit. Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa pelajaran agama di sekolah itu hanya dua hingga tiga jam seminggi di sekolah. Sedangkan, untuk mendalami pelajaran agama yang mendalam tentu waktu dua hingga tiga jam seminggu itu sangat lah tidak cukup.

Untuk mengatasi tantangan-tantangan itu, saat ini Pendidikan Agama Islam Kemenag RI sedang melakukan pelatihan kepada sepuluh ribu guru agama. Mereka dipersiapkan sebagai upaya untuk mengarusutamakan pemahaman keagamaan yang moderat dan toleran. 

“Kita sudah melakukan upaya-upaya kreatif untuk bisa mengantisipasi potensi penetrasi radikalisme di lingkungan sekolah,” jelasnya. (Muchlishon Rochmat)