Nasional LIGA SANTRI NUSANTARA

Berkat Liga Santri, Pesantren Birrul Walidain NTB Dirikan Sekolah Sepak Bola

Jum, 27 Oktober 2017 | 06:01 WIB

Bandung, NU Online
Liga Santri Nusantara (LSN) yang sudah berjalan selama 3 tahun dirasakan mempunyai banyak dampak positif dalam proses kemajuan sepak bola Indonesia, khususnya di kalangan pondok pesantren. Sehingga banyak pesantren secara perlahan mulai ikut berkontribusi mencetak bibit-bibit unggul dari santri untuk menjadi atlet sepak bola profesional.

Seperti halnya pesantren Birrul Walidain pada Agustus 2015 yang berhasil mendirikan Sekolah Sepak Bola (SSB) bernama SSB Bintang Muda.Di bawah asuhan KH Lalu Amron, pesantren ini baru membudayakan sepak bola secara serius tatkala Kemenpora menggulirkan Liga Santri Nusantara yang pertama pada 2015.

Wakil ketua Yayasan Abdul Basir menuturkan selama proses pembentukan tim,pesantrennya belum ikut Liga Santri tahun 2016. Baru pada Liga Santri 2017 inimereka bisa ikut dan lolos mewakili region 1 di Nusa Tenggara Barat.

"Alhamdulillah kita diberikan kesempatan ikut LSN 2017,” tutur pengajar pesantren yang sudah berdiri 10 tahun lalu di daerah terpencil di kecamatan Sekotong, Kabupaten Lombok Barat, dan sekarang sudah memiliki 300 santri.

Basir mengungkapkan tujuan pendirian SSB adalah agar santri-santri tidak bosan, di samping itu pihaknya juga terinspirasi dengan hadirnya Liga Santri Nusantara. Hingga hari ini ia merasakan lewat SSB inilah pesantren Birrul Walidain mulai bertambah santri dan semakin dikenal masyarakat sekitar. 

Pihaknya juga tidak membatasi anak-anak yang ingin belajar sepak bola di SSB Bintang Muda. Oleh sebab itu siswa didikan SSB tersebut tidak hanya santri Birrul Walidain, tetapi anak-anak dari luar pesantren juga tidak sedikit yang mendaftar.

Lebih lanjut, selama ini program SSB sudah berjalan baik, mereka sudah merekrut pemain sejak dini dari tingkat SD mulai usia 8-12 tahun.

"Itu pun banyak juga dari luar pondok. Jadi kita tidak menutup harus di dalam lingkungan pesantren. Biarpun tidak ikut ngaji di pesantren, kita persilahkan, kita tetap bina,” ungkap Basir yang mendampingi santrinya di bench pemain saat bertanding melawan pesantren Al Huda Lampung Selatan, Rabu siang (25/10) di stadion Lodaya, Bandung.

Basir mengaku sudah satu kata dengan kiai pengasuh pesantren dan sangat mendukung atas pendirian SSB Bintang Muda itu. Bahkan dari pihak pemerintah kecamatan dan kabupaten juga sangat mendukung langkah mereka untuk mencetak pemain bola dari kalangan santri.

“Sebelumnya kami tidak dilirik, alhamdulillah dengan terbentuknya SSB ini serta terkirimnya anak-anak ikut seri nasional, kami semakin diperhitungkan oleh Bupati dan Gubernur,” ucap syukurnya atas keberhasilan anak didiknya.

Pihaknya berharapakan ada kemajuan sepak bola khususnya bagi kalangan pesantren. Di samping itu melalui momentum Liga Santri Nusantara ini, pesantren jadi semakin terkenal dan dipahami oleh masyarakat.

“Bukan hanya mencetak ustad atau kiai, tapi juga bisa mencetak atlet. Mudah-mudah dengan ini adik-adik santri bisa menjadi pemain nasional,” pintanya. (M. Zidni Nafi’/Fathoni)