Nasional GUS DUR WALI (103)

Barokah Gus Dur, Rumah Megah Pun Terbangun

Sab, 9 November 2013 | 05:12 WIB

Subang, NU Online
Dalam sebuah kegiatan di Kabupaten Subang beberapa waktu lalu, Pengasuh Pesantren Al-Mizan Majalengka, KH Maman Imanulhaq bercerita mengenai ā€œkaromahā€ Gus Dur yang dirasakan olehnya. Diceritakan bahwa suatu hari Kiai Maman ditanya oleh Gus Dur.
<>
ā€œKang Maman udah punya rumah belum?ā€ tanya Gus Dur

ā€œBelum Gus, ada juga garasi punya mertua, saya bikin rumah,ā€ jawab Kiai Maman.

ā€œOh kalau begitu tidak apa-apa,ā€ tukas Gus Dur enteng.

ā€œNanya kok gak apa-apa Gus?ā€ kata Maman dalam hatinya penuh dengan pertanyaan.

Setahun kemudian, Kiai Maman berkesempatan ziarah dengan Gus Dur ke makam Sunan Gunung Jati Cirebon, tiba-tiba disana Gus Dur pegang tangan Kiai Maman sambil memberi pasir.

ā€œKiai Maman mulai besok bangun rumah ya, ini pasirnya,ā€ ujar Gus Dur.

Dalam hati Kiai Maman berpikir dan bertanya-tanya, kok nyumbang pasir hanya segenggam?

Tapi anehnya Gus Dur mengulangi ucapannya itu agar Kiai Maman segera membangun rumah.

ā€œPokoknya besok mulai saja bangun rumah, berapa pun anda punya uang,ā€ kata Gus Dur kepada Kiai Maman.

Esoknya, dengan modal 60 juta rupiah Kiai Maman memberanikan diri untuk mulai membangun rumah.Ā 

ā€œPada saat membangun rumah itu betul-betul Allah memudahkan, salah satunya ketika belanja bahan bangunan ke seorang China, Ā dia ngasih pinjaman, kita ngambil seluruh kebutuhan bahan bangunan, hanya karena satu hal, dia tahu bahwa saya dekat dengan Gus Dur. Kemudahan itu yang membuat rumah saya selesai dibangun,ā€ paparnya.

Malahan, lanjut Kiai Maman, ā€œada beberapa bahan bangunan yang diikhlashkan. Kenapa? Ā Karena orang China itu merasa bahwa Gus Dur telah memberikan ā€˜ruhā€™ bagi kehidupan mereka waktu Gus Dur jadi Presiden. Ada semacam keterkaitan antara perjuangan Gus Dur terhadap kaum minoritas, dalam hal ini kaum Tionghoa,ā€ tambahnya.

Alhamdulillah, rumah Kiai Maman sudah terbangun cukup megah, berlantai dua dan sering dikunjungi oleh banyak orang dari berbagai kalangan mulai dari rakyat biasa, sampai para tokoh nasional seperti menteri dan jenderal.Ā 

ā€œGus Dur waktu itu bilang, ini bukan hanya sekedar rumah untuk dirimu, tetapi ini adalah rumah kemanusiaan, karena semua bisa masukā€ pungkasnyaĀ (Aiz Luthfi/mukafi niam)