Nasional HARI BAHASA IBU

Ajengan Nuh Karang Kitab Sunda Tulis Tangan (I)

Jum, 22 Februari 2013 | 07:05 WIB

Garut, NU Online
Dari tangan Ajengan KH Muhammad Nuh Ad-Dawami Garut, Jawa Barat, mengalir puluhan karya tulis. Umumnya menggunakan bahasa Sunda, tapi ada juga yang berbahasa Arab dan Indonesia.
<>
Penggunaan abjadnya ada yang berhuruf Latin, umumnya Arab Pegon. Sementara bentuk penulisannya, ada yang naratif, juga nadzom. Secara umum, karya-karya itu bernuansa tasawuf dan tauhid, di samping beberapa kitab fiqih.

Menurut puteri ketiga Ajengan Nuh, Ai Sadidah, ada sekitar 50 buah. “Setiap bulan puasa, pasti melahirkan karya tulis. Dan kitab itulah yang akan dikaji selama sebulan,” katanya di kediaman Ajengan Nuh, Garut, Senin (11/2) lalu.

Uniknya, karya-karya pengasuh Pondok Pesantren Nurul Huda Cisurupan Garut terus itu masih ditulis tangan.

Menurut putera keempat, Ajengan Cecep Jaya Krama, karya-karya ayahnya pernah diketik menggunakan komputer, tapi ketika diperiksa lagi, ada beberapa yang salah dalam penulisan. “Sejak itu, Abah (panggilan akrab putera-puteri Ajengan Nuh) kirang percanten (tidak percaya orang lain) menuliskan karyanya,” katanya.  

Sementara Ajengan Nuh yang aktif di NU sejak Ranting, MWC, PC, hingga salah seorang Mustasyar PWNU Jawa Barat ini, tidak bisa mengetik. Karenanya ia lebih nyaman dengan tulisan tangan sendiri.

Cecep menjelaskan alasan menggunakan bahasa Sunda adalah untuk mempermudah pemahaman santri. Juga melestarikan bahasa Sunda, karena sudah dianggap asing di tanahnya sendiri. Di samping memberikan pelajaran penggunaan bahasa Sunda yang baik dan benar sesuai kaidah bahasa.

Jika ditilik dari gaya bahasanya, Ajengan Nuh, menggunakan bahasa yang puitik. “Itu memang kelebihan Abah. Ia rajin membaca majalah Mangle (salah satu majalah bahasa Sunda).  


Penulis: Abdullah Alawi