Mitra

Mendes PDTT Ungkap Ada Tren Penurunan Angka Stunting di Level Desa

Ahad, 14 November 2021 | 02:45 WIB

Mendes PDTT Ungkap Ada Tren Penurunan Angka Stunting di Level Desa

Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Abdul Halim Iskandar mengunjungi Desa E Wonokerto, Kecamatan Tugumulyo Kabupaten Musi Rawas, Sabtu (13/11/2021).

Musi Rawas, NU Online

Penurunan angka stunting menjadi salah satu prioritas kerja dari Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT). Saat ini muncul tren penurunan angka stunting di desa-desa di Indonesia. 
 

Tren penurunan angka stunting ini salah satunya terjadi di Desa E Wonokerto, Kecamatan Tugumulyo, Kabupaten Musi Rawas, Sumatera Selatan. Jika tahun lalu jumlah anak yang masuk kategori stunting berjumlah 41 anak, tahun ini tinggal 15 anak. 

 

"Saya menemukan satu perspektif yang bagus disini. Satu sisi saya menemukan stunting meski tinggal 15 (anak) tapi bagus juga penurunannya. Sisi lain produktifitas pertanian juga bagus. Dua paradok yang menarik ini," ujar Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar saat melakukan kunjungan kerja di Desa E Wonokerto, Kecamatan Tugumulyo, Kabupaten Musi Rawas, Sumatera Selatan, Sabtu, (13/11/2021).
 

Gus Halim-sapaan akrab Abdul Halim Iskandar-mengatakan penurunan angka stunting di Desa E Wonokerto juga menjadi tren di berbagai desa lain di Indonesia. Dirinya yakin setelah adanya SDGs Desa sebagai arah kebijakan pembangunan desa, penanganan stunting otomatis akan menjadi prioritas bagi pemerintah desa. 

 

“Saat ini gerakan penurunan stunting masif di lakukan di desa-desa di Indonesia. Ada satu hal luar biasa yang ditampilkan desa E Wonokerto. Saya yakin desa lain punya perspektif luar biasa di Musi Rawas,” katanya. 

 

Ia mengungkapkan penanganan stunting di desa merupakan salah satu tujuan pokok SDGs Desa sebagai arah kebijakan pembangunan desa. Penanggulangan stunting ini merupakan bagian dari tujuan SDGs Desa ke-1, tujuan SDGs Desa ke-2, dan tujuan SDGs Desa ke-5. Hal ini ditindaklanjuti di level desa, di mana dalam dua tahun terakhir Kemendesa PDTT mencatat ada anggaran Rp 11,3 triliun dari Dana Desa untuk penanganan stunting. 

 

“Anggaran tersebut digunakan untuk pemberian makanan tambahan dan vitamin, biaya operasional dan rehabilitasi Posyandu, bantuan operasional bidan, hingga pembelian obat-obotan poskesdes,” katanya. 
 

Dalam kunjungan kerja di Musi Rawas, Gus Halim sempat bertemu dengan anak-anak stunting.  Didampingi sang istri, Nyai Umi Lilik Nasriyah ia juga menyerahkan makanan-makanan tambahan bergizi sebagai upaya penurunan angka stunting. Penurunan angka stunting menjadi salah satu program prioritas yang digalakkan oleh Kemendes PDTT sesuai arahan Presiden Joko Widodo agar angka stunting 2024 turun sampai 14%.